MATA INDONESIA, JAKARTA – Pengamat intelijen dan keamanan, Stanislaus Riyanta menegaskan bahwa pendekatan intelijen penting untuk terus diperkuat agar penanganan terhadap Kelompok Separatis dan Teroris Papua (KSTP) bisa tepat sasaran.
“Perlu pendekatan yang tepat termasuk melakukan pendekatan intelijen agar diperoleh informasi akurat sehingga aksi-aksi penindakan hukum tidak menimbulkan korban dari pihak masyarakat,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Rabu 19 Mei 2021.
Hal ini penting supaya aparat keamanan yang terdiri dari TNI-Polri tidak menyasar kepada masyarakat sipil. Mengingat, baru-baru ini Satgas Nemangkawi yang meliputi aparat gabungan TNI-Polri melakukan penyisiran dan menemukan sejumlah barang bukti di sebuah rumah adat atau honai di Kampung Ninggabuma, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua.
Hasil dari penyisiran ini, petugas menemukan sejumlah barang bukti yang meliputi amunisi dan beberapa dokumen.
“Hasil dari penggerebekan di Honai Numbuk Talenggeng antara lain senapan angina, amunisi caliber 5,56 mm, empat buah HP, 30 anak panah, dan beberapa dokumen OPM (Organisasi Papua Merdeka),” kata Kepala Satgs Humas Operasi Nemangkawi Kombes Iqbal Al Qudussy.
Penyisiran rumah honai ini merupakan kelanjutan dari penetapan Numbuk Talenggeng dalam daftar pencarian orang No.3/V/2021/Res. Puncak, tanggal 1 Mei 2021. Hal itu, didasarkan pada peristiwa pembunuhan anggota Brimob Bharada I Komang Wira Natha yang meninggal pada Selasa 27 April 2021 lalu.
Maka, Iqbal menegaskan bahwa aparat keamanan yang terdiri dari TNI-Polri terus mengejar Numbuk Talenggeng yang merupakan anggota Kelompok Separatis dan Teroris Papua (KSTP) Lekagak Telenggen.