MATA INDONESIA, NAYPYIDAW – Junta militer Myanmar memberi label Pemerintah Persatuan Nasional atau National Unity Government (NUG) sebagai kelompok teroris. Junta juga menyalahkan NUG atau pemerintah tandingan atas aksi bom, pembakaran, dan pembunuhan, demikian dilaporkan media yang dikendalikan negara tersebut..
Pemboman dilaporkan setiap hari dan milisi lokal telah dibentuk untuk menghadapi tentara. Sedangkan protes anti-junta belum masih terus berjalan di penjuru negeri, serta pemogokan oleh penentang kudeta telah melumpuhkan sektor ekonomi.
“Tindakan mereka menyebabkan begitu banyak terorisme di berbagai tempat,” kata televisi negara MRTV, mengumumkan bahwa NUG, sebuah komite yang terdiri dari anggota parlemen yang digulingkan.
“Ada bom, kebakaran, pembunuhan dan ancaman yang menghancurkan mekanisme administrasi pemerintah,” kata pengumuman itu, melansir Reuters, Minggu, 9 Mei 2021.
Pengumuman tersebut muncul saat ledakan bom muncul di banyak lokasi di Myanmar, terutama di pusat komersil Yangon. Sebelumnya, junta militer mengumumkan bahwa NYG dan aliansinya, Komite Mewakili Pyidaungsu Hluttaw (CRPH) merupakan perkumpulan pelanggar hukum.
“Berinteraksi dengan mereka sama dengan penghianatan tingkat tinggi,” kata junta militer.
Sejak kudeta yang terjadi pada awal Februari, setidaknya 774 warga sipil merenggang nyawa di tangan pasukan keamanan Myanmar dan lebih dari 4 ribu demontran –termasuk di antaranya, aktor, arti, influenccer, hingga jurnalis, ditahan. Hal ini berdasarkan laporan Kelompok Aktivisi Asosiasi Bantuan Tahanan Politik (AAPP).
Namun, junta militer Myanmar membantah angka-angka tersebut dan berdalih bahwa setidaknya dua lusin anggota pasukan keamanan telah tewas dalam aksi unjuk rasa yang telah berlangsung selama lebih dari tiga bulan tersebut.
Pertempuran juga berkobar di pinggiran Myanmar dengan tentara etnis yang telah berperang selama beberapa dekade dan beberapa di antaranya telah bersatu di belakang para pengunjuk rasa.
Televisi pemerintah mengatakan tentara telah maju melawan Tentara Kemerdekaan Kachin di Myanmar utara. Sementara di Myanmar barat, Pasukan Pertahanan Chinland yang baru dibentuk telah menguasai kamp militer.
Junta militer Myanmar mengambil alih kekuasaan dengan tuduhan penipuan dalam pemilihan November tahun 2020 yang dimenangkan secara telah oleh partai Aung San Suu Kyi, Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) – yang berjuang untuk demokrasi selama beberapa dekade sebelum reformasi tentatif dimulai satu dekade lalu.