Ini Fakta dan Pemicu Badai Sitokin yang Dialami Raditya Oloan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Suami Joanna Alexandra, Raditya Oloan meninggal dunia setelah kritis dan dirawat intensif di ruang ICU, RS Persahabatan, Jakarta Timur. Radit tutup usia usai mengalami badai sitokin pasca terpapar Covid-19.

Sebelumnya, Radit dan Joanna sempat terpapar Covid-19 pada pertengahan April 2021. Kondisi mereka pun sempat membaik, namun kesehatan Radit semakin memburuk akibat mengalami cytokine storm setelah negatif dari corona.

Lantas, apa yang dimaksud badai sitokin?

Dilansir Halodoc, Sindrom badai sitokin disebabkan oleh peningkatan respons imun. Sejatinya sistem kekebalan berfungsi untuk membantu kita melawan infeksi. Namun, terkadang sistem imunitas ini memberikan respons yang tidak semestinya dan justru memperparah kondisi penyakit.

Secara medis, badai sitokin berarti jalur sel yang telah dihidupkan mengarah ke produksi sejumlah mediator biologis (yang merupakan sejenis pemancar sinyal) yang menyebabkan perubahan pada tubuh dan mengganggu fungsi sel normal.

Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh American Cancer Society, sitokin ini pada dasarnya memberi sinyal sistem kekebalan untuk mulai melakukan tugasnya. Ini adalah situasi yang wajar. Namun, ketika pelepasan sitokinnya terlalu banyak maka sistem kekebalan tubuh mulai menyebabkan kerusakan pada tubuh.

Lalu, apa korelasi badai sitokin dengan Covid-19?

Badai sitokin dapat dipicu oleh sejumlah infeksi, termasuk influenza, pneumonia, dan sepsis. Terkhusus pada orang yang terpapar virus corona. Sejauh ini beberapa pasien menjadi sangat sakit dengan cepat karena badai sitokin.

Sebagian besar pasien corona dengan badai sitokin mengalami demam dan sesak napas, kemudian menjadi sulit bernapas sehingga akhirnya membutuhkan ventilator. Kondisi ini biasanya terjadi sekitar enam atau tujuh hari setelah timbulnya penyakit.

Meski begitu, badai sitokin tak hanya menyerang pasien pasca Covid-19. Pasien dengan melainkan juga pada pengidap flu dan penyakit pernapasan lainnya. Badai sitokin juga memiliki kaitan erat dengan penyakit non-infeksi seperti multiple sclerosis dan pankreatitis.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Siap Amankan Natal dan Tahun Baru, GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota.

Mata Indonesia, Gunungkidul - Ketua PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kab. Gunungkidul, Gus H. Luthfi Kharis Mahfudz menyampaikan, dalam menjaga Toleransi antar umat beragama dan keamanan wilayah. GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota untuk Pengamanan Nataru di Berbagai Wilayah di Kab. Gunungkidul.
- Advertisement -

Baca berita yang ini