MATA INDONESIA, HO CHI MIN CITY – Siapa bilang tinggal di Jakarta murah? bagi sejumlah ekspatriat, kota yang paling murah di kawasan Asia Tenggara hanyalah di Ho Chi Min City, ibu kota Vietnam.
Meski dulu daerah ini dikenal macet dan semrawut, tapi soal biaya hidup, luar biasa murah. Kota ini juga memiliki aura semangat karena banyak ditinggali anak-anak muda.
Tak hanya itu, Ho Chi Min City juga tenang dan teratur. Warga Australia bernama James Clark mengatakan bahwa kemacetan di kota itu bergerak walaupun perlahan dan jarang terlihat ada yang marah-marah di jalanan.
Pernyataan lain mengenai Ho Chi Min City juga disetujui Kelsey Cheng. Cheng, warga AS sekarang ini tinggal di Ho Chi Min City (Saigon). Ia berasal dari Chicago. Cheng mengatakan bahwa Saigon merupakan tempat yang tenang, terlepas dari semrawut, orang-orang yang bekerja di kota itu selalu tiba tepat waktu.
Ho Chi Min City juga menawarkan wajah-wajah ramah, tempat kegiatan sosial yang aktif serta menyediakan tempat makan terbaik dan termurah.
Pendiri Horizon Guides, Matt Barker bercerita kerumunan semrawut dan sepeda motor yang banyak membuat turis asing pindah ke kota lain di Vietnam. Namun, menurutnya itu adalah kesalahan, jika memiliki lebih banyak waktu untuk berkeliling, ekspatriat dapat menemukan sebuah kota dengan ketenangan, kenyamanan dan makanan yang berlimpah.
Sama seperti penduduk Asia Tenggara lainnya, warga Vietnam terutama Ho Chi Min City dikenal sering berterus terang apa adanya. Penduduk di Vietnam sama dengan Thailand yang terkenal dengan penduduknya yang hangat. Mereka biasanya tidak mengenal basa basi seperti orang Indonesia. Kalau mengatakan iya, maka mereka akan berterus terang.
Konsultan InterNations Alan Murray mengatakan warga kota Ho Chi Min terkenal dengan serba cepat, meski serba cepat bila ada yang membutuhkan pertolongan warga akan mendahului pertolongan. Seperti Cheng yang pernah tersesat di Distrik 3 dan masuk ke jaringan internet gratis untuk menelepon Grab Bike. Di dekatnya ada pria Eropa yang panik, kemudian Cheng memberikan teleponnya untuk membantu pria tersebut menelepon Grab Bike.
Cheng mengira orang Eropa baik-baik, ternyata orang Vietnam lebih baik.
Menurutnya, orang-orang Vietnam dikenal pemurah dan tidak meminta imbalan. Orang miskin seperti pengemudi sepeda motor dan penjual kaki lima sering diberikan teh gratis di jalanan. Warga kota menganggap orang lain sebagai salah satu keluarganya.
Matt Barker menambahkan, cara yang paling tepat untuk berkeliling di kota tersebut adalah dengan menggunakan skuter sehingga dapat turun dan naik dengan leluasa. Khusus makanan, Barker menyarankan untuk orang non Muslim adalah Bun Thit Nuong, hidangan klasik kaki lima berupa mie dingin dengan daging babi panggang dan selada bokor cincang.
Selain itu, ada juga The Lunch Lady yang berada di Distrik 1. Makanan ini merupakan makanan favorit warga lokal dan ekspatriat Anthony Bourdain. Uniknya, setiap hari tempat ini menyajikan mie kuah yang berbeda sehingga daftar menu tidak dibutuhkan.
Ho Chi Min adalah kota yang terbagi menjadi 24 distrik. Bagi warga Ekspatriat biasanya mereka tinggal di Distrik 1 yang berdekatan dengan pusat kota dengan pusat perbelanjaan modern, Pasar Ben Than, daerah Pham Ngu Lao.
Distrik 2 di seberang Saigon River adalah kawasan baru, di sana terdapat banyak restoran, mal dan gedung-gedung tinggi. Biasanya para ekspatriat datang ke Kawasan Thao Dien karena disediakan tempat-tempat modis, blok apartemen, dan banyak tempat Pendidikan.
Khusus ekspatriat yang sudah menetap dan memiliki anak, mereka dapat ditemukan di Distrik 7. Di distrik ini merupakan tempat untuk sekolah-sekolah dan rumah-rumah yang besar. Letaknya 20 km di selatan kota.
Bila bosan di kota, para turis biasanya pergi berlibur. Sekarang bandar udara di Vietnam sangat banyak sehingga dapat memudahkan perjalanan. Perjalanan dari Bangkok, Jakarta, Kuala Lumpur, dan Singapura dapat ditempuh selama 2 jam, sedangkan Hongkong dan Taipei ditempuh selama 3 jam. Tujuan paling sering didatangi turis seperti pantai Vung Tau (93 km arah tenggara) dan Delta Mekong (200 km arah barat daya).
Selain itu, Pulau Phu Quoc di lepas pantai barat Vietnam yang hanya membutuhkan 1 jam penerbangan menjadi daya tarik bagi wisatawan. Pulau Phu Quoc memiliki perairan berwarna biru kehijauan, hutan hujan yang belum tersentuh, serta dilengkapi jajanan kuliner, musik, dan pentas festival.
Para turis bisa juga pergi berlibur menuju Dalat di Central Highlands (300 km arah timur laut) yang dikenal sebagai kota musim semi abadi karena cuacanya yang beriklim sedang atau provinsi Dak Lak (350 km arah timur laut) untuk mengunjungi air terjun, kopi yang terkenal di seluruh dunia, dan keragaman budaya.
Menurut Expatisan.com, biaya hidup di Ho Chi Min City sangat terjangkau dibandingkan kota-kota di kawasan Asian Tenggara lainnya. Untuk sekali makan perlu merogoh kocek sekitar 80 ribu Dong (46 ribu rupiah). Untuk tempat tinggal, mulai dari 6,8 juta Dong per bulan (3,9 juta rupiah) sudah memiliki apartemen tipe studio.
Reporter : Rama Kresna Pryawan