Masyarakat Lengah, Indonesia Akan Kolaps Karena Covid19 Seperti India

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Trend kasus baru sejak Maret 2021 sedang mengalami penurunan hingga saat ini. Tetapi masyarakat Indonesia tidak boleh lengah jika tidak ingin mengalami kolaps akibat Covid19 seperti India.

Pesan dari kandidat PhD dari Kobe University, dr. Adam Prabata diterima Mata Indonesia News, Kamis 24 April 2021.

“Situasi nampak baik dan melegakan bagi masyarakat, namun juga tetap menyimpan ancaman tersembunyi. Beberapa negara lain, salah satunya India, sempat mengalami penurunan kasus Covid-19, namun saat ini jumlahnya naik secara drastis,” ujar Adam.

Mereka mengalami penularan bergelombang-gelombang karena terlena dan mengabaikan protokol kesehatan sehingga meningkat potensi penularan ditambah dengan hadirnya varian baru akibat mutasi dari Virus SARS-Cov-2.

Ritual keagamaan berupa mandi bareng 1 juta pengikutnya di Sungai Gangga menyebabkan 1000 orang terinfeksi dan sekarang kasus harian mereka setiap hari hampir 300 ribu orang.

Kondisi yang sama juga terjadi di Filipina karena menyingkirkan protokol kesehatan membuat kasus harian mereka yang semula kurang dari 5.000 menjadi sekitar 12.000 orang per hari.

Jika negeri yang kita cintai ini tidak mengalami hal serupa, dr. Adam mengingatkan kita semua tetap disiplin menegakkan protokol kesehatan.

Penerapan protokol kesehatan yang ketat terus dilakukan Australia dan Selandia Baru meskipun kurva penularan mereka sudah landai. Kini kasus harian mereka tinggal di bawah 50 orang dari semula ratusan orang per hari.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini