Jurnalis Terkemuka Myanmar Masuk Daftar Buronan

Baca Juga

MATA INDONESIA, NAYPYIDAW – Seorang jurnalis terkemuka Myanmar, Sithu Aung Myint masuk dalam daftar buronan. Meski begitu dalam akun Facebook-nya, ia mengaku bangga dianggap sebagai ancaman.

“Ketika dewan kudeta yang telah melakukan kejahatan mengumumkan Anda sebagai pelanggar hukum bersama dengan seluruh negeri, Anda akan sangat senang karena Anda diakui sebagai pahlawan dalam revolusi ini,” tulis Sithu Aung Myint, melansir Reuters, Selasa, 6 April 2021.

“Generasi penerusmu akan bangga padamu,” sambungnya.

Ratusan warga Myanmar memenuhi jalan-jalan di setiap penjuru kota sejak pengambilalihan kekuasaan dan penangkapan pemimpin de facto, Aung San Suu Kyi beserta sejumlah pejabat partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) oleh junta militer.

NLD yang dipimpin Aung San Suu Kyi memenangkan pemilu yang digelar pada November tahun lalu, secara telak 83 persen! Dan telah berjanji untuk mengubah konstitusi dengan mengurangi pengaruh militer di dalam politik.

Akan tetapi, junta militer mengatakan bahwa pemilu tahun lalu penuh dengan kecurangan dan berjanji untuk mengadakan pemilihan baru pada waktu yang hingga kini belum ditentukan. Namun, komisi pemilihan umum menegaskan, tidak ada kecurangan dalam pemilu lalu.

Pada Senin (5/4), surat kabar corong militer, Cahaya Baru Global Myanmar, mengangkat artikel yang mengutip pernyataan pemimpin junta militer, Jenderal Senior Min Aung Hlaing.

“Demokrasi didasarkan pada keinginan mayoritas, tetapi keinginan seperti itu harus otentik dengan politik yang jujur,” kata Jenderal Senior, Min Aung Hlaing.

Brunei Darussalam – ketua dari 10 anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada Senin (5/4) menyetujui pertemuan para pemimpinnya mengenai krisis di Myanmar, meskipun belum ada tanggal yang ditetapkan,

ASEAN beroperasi dengan konsensus tetapi pandangan yang berbeda dari 10 anggotanya tentang bagaimana menanggapi penggunaan kekuatan mematikan oleh tentara terhadap warga sipil dan kebijakan non-intervensi kelompok tersebut telah membatasi kemampuannya untuk bertindak.

Tindakan keras dan brutal yang dilakukan oleh aparat keamanan Myanmar sontak menuai kecaman dunia, khususnya negara-negara Barat. Amerika Serikat  menjatuhkan sanksi kepada negara yang saat ini dipimpin oleh Min Aung Hlaing.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres terkejut dengan meningkatnya kekerasan yang dilakukan aparat keamanan Myanmar. Guterres pun meminta komunitas internasional untuk membantu mengakhiri penindasan, kata juru bicara Sekretaris PBB.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Masyarakat Papua Tegas Menolak Keberadaan OPM

Oleh: Petir Dominggus )* Masyarakat Papua secara tegas menolak keberadaan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang selama ini dianggap sebagai ancaman...
- Advertisement -

Baca berita yang ini