MATA INDONESIA, JAKARTA – Sekitar 300 pengungsi Muslim Rohingya masih belum ditemukan usai kebakaran hebat melanda pemukiman pengungsi di Bangladesh pada pekan lalu, laporan badan pengungsi PBB, UNHCR.
“Banyak keluarga masih dipersatukan kembali,” kata Andreij Mahecic, juru bicara badan pengungsi PBB, UNHCR, mengatakan kepada wartawan, melansri Reuters, Selasa, 30 Maret.
Kebakaran hebat memaksa 45 ribu pengungsi meninggalkan kamp pengungsian. Api membakar kamp sempit di distrik Cox’s Bazar di Bangladesh tenggara pada Senin (22/3) dan menewaskan 15 pengungsi dengan ratusan lainnya hilang, laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Setidaknya 15 orang tewas dalam kebakaran besar yang melanda kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh. Sementara 400 pengungsi dilaporkan hilang, kata badan pengungsi PBB, UNHCR.
Sekitar 1 juta pengungsi Rohingya tinggal di kamp-kamp di Cox’s Bazar dengan sedikit harapan untuk kembali ke rumah mereka di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha. Mereka juga menerima penolakan di tanah kelahiran dan menghadapi berbagai penganiayaan.
Beberapa saksi mata mengatakan bahwa pagar kawat berduri di sekitar kamp telah menjebak banyak pengungsi dan melukai beberapa orang. Organisasi Kemanusiaan, Refugees International memperkirakan 50 ribu orang telah mengungsi.
Beberapa badan kemanusiaan internasional telah menyerukan pencabutan kawat. Akan tetapi, wakil pejabat pemerintah Bangladesh, Mohammad Shamsud Douza yang bertanggung jawab atas para pengungsi mengatakan bahwa pemagaran itu bukan masalah serius.
Bangladesh telah mencoba memindahkan 100 ribu Muslim Rohingya ke pulau terpencil dan rawan banjir di Teluk Benggala. Namun, kebijakan ini menuai kontroversi, mengingat pulau Bhasan Char rawan banjir dan merupakan dataran rendah yang baru muncul ke permukaan sekitar 20 tahun lalu.
Selain itu, pulau ini juga berisiko dilanda badai, sehingga mereka menegaskan untuk tidak memindahkan para pengungsi Rohingya ke pulau tersebut. Meskipun demikian, fakta di lapangan, Bangladesh telah memindahkan lebih dari 13 ribu pengungsi Rohingya ke pulau tersebut sejak Desember.