MATA INDONESIA, JAKARTA-Ekonom FEB UGM, Dr. Muhammad Edhie Purnawan menilai pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat pulih dengan cepat. Tapi ada tiga prasyarat yang harus dilakukan.
“Saya optimis, pemulihan ekonomi Indonesia akan berbentuk V, bisa V ramping, pun bisa pula V agak sedikit melebar, sesuai harapan kita semua,” katanya.
Tiga syarat itu untuk mewujudkan pemulihan ekonomi, yaitu pertama, eksekusi stimulus PEN terealisasi secara jauh lebih cepat, kedua, akselerasi program vaksinasi, dan ketiga, program penghapusan PPnBM untuk properti dan KKB dikawal sampai terealisasi ke penjualan yang bisa meningkatkan sales kendaraan bermotor dan properti mulai Kuartal II 2021.
Menurut Dia, dana PEN 2021 sebesar Rp 699,43 triliun, perlu diakselerasi secepat mungkin. Dia mengapresiasi Pemerintah dan Bank Indonesia yang telah bekerja sangat keras serta mengambil keputusan yang tepat, dengan meningkatkan dana alokasi PEN yang sebelumnya sebesar Rp 695,2 triliun dan meningkat 20,63 persen dari realisasi PEN 2020 Rp 579,8 triliun.
Menurut dia, peningkatan ini wajib diiringi dengan percepatan daya serapnya, supaya sektor swasta bergerak jauh lebih dinamis sehingga mesin perekonomian bisa bekerja dengan full-power.
“Belanja negara akan menjadi inspirasi bagi belanja korporasi dan rumah tangga. Ini yang kita butuhkan untuk mewujudkan pemulihan ekonomi dengan bentuk kurva V,” katamya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan bahwa tren PEN akan berbentuk V dalam dalam Rapat Kerja Nasional BNPB, ketika melihat bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun kuartal II tahun 2020 adalah -5,32 persen, tetapi pada kuartal III terjadi pembalikan pertumbuhan ekonomi sehingga mencatatkan pertumbuhan ekonomi berkurang negatifnya hingga menjadi sebesar -3,49 persen.
Lalu di akhir tahun 2020 pertumbuhan ekonomi ditutup dengan -2,19 persen, sehingga secara tahunan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 hanya terkontraksi -2,07 persen, jauh lebih baik dibandingkan banyak negara lain.
Edhie memprediksi bila pemerintah bisa mempercepat belanja ekonomi secara masif di tahun 2021, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa positif di antara angka 4 +/- 1 persen dengan syarat kedua, yaitu program vaksinasi dapat menciptakan 70 persen herd-immunity pada akhir tahun 2021.
Menurut dia, hal tersebut membutuhkan sinergi dan kolaborasi kreatif unsur-unsur domestik dan internasional terutama dalam ketersedian vaksin. “Kita bersyukur vaksin asal Inggris sudah juga hadir dan akan tersedia dalam jumlah 11,3 juta sampai akhir tahun 2021 nanti,” katanya.
Edhie juga optimistis program penghapusan PPnBM dan aturan DP nol persen untuk KKB dan properti dapat menggairahkan penjualan kendaraan bermotor bila perbankan segera ikut menurunkan tingkat bunga khususnya bunga KKB dan KPR sesegera mungkin.
“Saya berharap penurunan tingkat bunga pinjaman perbankan terjadi dalam waktu yang tidak lama beriringan dengan kebijakan pemerintah penghapusan PPnBM dan DP nol persen dari Bank Indonesia, untuk menciptakan momentum bergairahnya kedua sektor ini,” katanya.
Dia menambahkan, kolaborasi kreatif antara Pemerintah, Bank Indonesia dan seluruh pemangku kepentingan serta sektor swasta dan masyarakat melalui vocal points komunitas-komunitas harus lebih intens lagi di tahun ini.