Jika Sekolah Tatap Muka Terealisasi, Orang Tua Berhak Melarang Anaknya Sekolah

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan bahwa bila wacana pembukaan sekolah tatap muka harus berlandaskan berbagai macam pertimbangan. Ia juga mengatakan bahwa orang tua murid berhak tidak mengizinkan anaknya untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar bila masih khawatir terhadap penularan virus corona.

“Pemerintah daerah, penyelenggara kegiatan belajar mengajar, orang tua murid dan bahkan siswa harus sepakat terlebih dahulu untuk memulai kegiatan belajar mengajar jika memang diberlakukan sekolah tatap muka,” kata Wiku, Senin 1 Maret 2021.

Ia juga menegaskan saat ini pihaknya tengah mengodok standard operasional prosedur (SOP) pembukaan kembali sekolah tatap muka yang rencananya akan dimulai pada Juli 2021 mendatang.

Pemerintah telah mempersiapkan perlengkapan protokol kesehatan saat sekolah tatap muka dibuka seperti masker, handsanitizer, tempat cuci tangan, serta akses menuju sekolah agar tidak mengakibatkan kerumunan.

“Keputusan resmi dari beberapa Kementerian lain sedang dibuat, dan Satgas saat ini sedang menyusun SOP. Segera mohon menunggu rilis resminya,” kata Wiku.

Wacana ini muncul karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memastikan proses pembelajaran di sekolah saat pandemi Covid-19 mulai berlaku semester ini atau Juli 2021.

Kemendikbud menargetkan pembelajaran sekaligus sebagai kampanye protokol kesehatan di sekolah bagi guru maupun siswa. Maka pihak sekolah wajib mempersiapkan standard operasional maupun fasilitas untuk menjaga kesehatan lingkungan.

Berikut standard protokol kesehatan yang harus dipatuhi saat pembelajaran tatap muka di sekolah:

  1. Wajib menggunakan masker, setiap sekolah yang sudah membuka proses pembelajaran di sekolah wajib mempersiapkan sarana cuci tangan dengan air mengalir atau cairan pembersih tangan serta desinfektan. Selain itu, untuk peserta didik disabilitas rungu harus disediakan masker tembus pandang.
  2. Cek Suhu, protokol kesehatan di sekolah yang kedua adalah cek suhu. Saat berada di sekolah, peserta didik dan tenaga pengajar diwajibkan menggunakan masker. Setiap orang yang memasuki sekolah juga akan dicek suhunya dengan menggunakan thermogun. Sesuai aturan protokol kesehatan, peserta didik dan tenaga pengajar wajib berada dalam kondisi sehat. Orang dengan penyakit komorbid tidak diperkenankan masuk sekolah. Dan tidak memiliki gejala Covid-19 termasuk pada orang yang serumah dengan warga satuan pendidikan.
  3. Waktu kegiatan Belajar Mengajar
  4. Jarak di Kelas

 

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Transformasi Ekonomi Indonesia: Swasembada Pangan dan Energi Jadi Prioritas Strategis

Di tengah kompleksitas situasi geopolitik dunia yang terus berkembang, Indonesia memposisikan program kemandirian pangan dan energi sebagai prioritas strategisnasional. Pemerintah menunjukkan keseriusan dalam memperkuat sektor pertanian dan energi terbarukan, sebagai bagian dari transformasi ekonomi menuju kemandirian dan penciptaan lapangan kerja berkelanjutan. Transformasi ekonomi Indonesia melalui program swasembada pangan dan energimerupakan wujud nyata dari cita-cita kemandirian bangsa yang telah lama didambakansejak era kemerdekaan. Program strategis ini tidak hanya bertujuan mengurangiketergantungan impor, tetapi juga menghidupkan kembali semangat berdikari yang menjadi fondasi kedaulatan nasional Indonesia.  Dalam konteks kemandirian bangsa, swasembada pangan dan energi menjadi pilar utama yang menentukan kemampuan Indonesia untuk berdiri tegak di tengah dinamikaglobal yang penuh ketidakpastian.  Swasembada bukan tujuan jangka pendek, tetapi fondasi kemandirian nasional. Pemerintah terus membangun visi jangka panjang yang mencakup ketahanan logistik, kedaulatan ekonomi, dan stabilitas nasional. Perspektif ini menegaskan bahwa program swasembada harus dipahami sebagai investasi strategis untuk generasi mendatang. Peter Abdullah, Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute, memberikan perspektif mendalam mengenai pentingnya transformasi struktural ini bagimasa depan bangsa Indonesia. Menurut Peter Abdullah, upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian bangsamelalui swasembada pangan dan energi merupakan langkah strategis dalammemperkuat ketahanan nasional, baik dalam situasi damai maupun krisis global. Pandangan ini menegaskan bahwa program swasembada bukan sekadar target produksi, melainkan investasi jangka panjang untuk stabilitas negara.  Ketahanan pangan dan energi bukan semata isu ekonomi, melainkan bagian daripertahanan negara. Dalam konteks ini, pemerintah mendorong penguatan sektordomestik agar Indonesia tidak bergantung pada impor dalam kondisi darurat. Strategi ini menjadi semakin relevan mengingat berbagai gejolak geopolitik yang kerapmempengaruhi rantai pasokan global. Peter Abdullah melihat upaya ini sebagaimomentum penting untuk mengubah paradigma pembangunan yang selama ini terlalubergantung pada sektor ekstraktif dan impor. Fokus pada transformasi ekonomi ini tidak hanya bertujuan mencapai swasembada, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih resilient dan inklusif. Denganmemperkuat fondasi domestik, Indonesia diharapkan dapat mengurangi kerentananterhadap fluktuasi harga komoditas global dan shock ekonomi eksternal. Peningkatan produktivitas menjadi fokus utama dalam roadmap swasembada nasional. Pemerintah mulai membenahi sistem insentif agar petani memperoleh keuntungan yang layak, sekaligus menarik generasi muda kembali ke sektor pertanian. Langkah inidipandang krusial mengingat tantangan regenerasi yang dihadapi sektor pertanianIndonesia. Pemerintah mengedepankan keseimbangan antara harga yang terjangkau bagikonsumen dan pendapatan yang memadai bagi petani. Strategi ini diharapkan dapatmeningkatkan daya beli masyarakat perdesaan dan mendorong pertumbuhan ekonominasional yang lebih merata. Dukungan terhadap komoditas unggulan seperti beras terus diperkuat dalam program swasembada nasional. Pemerintah melihat potensi besar untuk mencapai swasembada, mengingat kapasitas panen Indonesia yang lebih tinggi dibanding negara-negara maju. Optimisme ini didukung oleh kondisi geografis dan iklim Indonesia yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini