Waspada Ancaman Pergerakan Kelompok Teroris dari Filipina Selatan di Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kedekatan geografis antara Sulawesi Utara dengan wilayah basis ISIS di Mindanao Filipina Selatan, harus diwaspadai secara serius. Terlebih pasca hancurnya ISIS di Timur Tengah, otomatis memicu kelompok teroris ini melebarkan sayap hingga ke daerah lain, salah satunya Asia Tenggara.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bahkan sudah mengingatkan adanya militan dari Indonesia yang turut bergabung bersama mitranya di Filipina. Peneliti senior dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Muhammad Rifqi Muna menilai bahwa hal ini juga tidak lepas dari faktor kedekatan budaya.

“Filipina selatan ini kan ada faktor kedekatan ada faktor budaya, kan disana bahasa melayu dan sebagainya,” kata Rifqi Muna kepada Mata Indonesia News, Minggu 28 Februari 2021.

Selain itu, ia juga mengemukakan bahwa kedekatan tersebut semakin kompleks karena ada warga negara Indonesia yang juga menikah dengan warga Marawi, Filipina Selatan. Salah satunya pernah terjadi pada tahun 2017, yakni dari 17 Warga Negara Indonesia (WNI) yang dipulangkan dari Marawi, salah satunya menikah dengan warga lokal.

Meski dinilai tidak terkait dengan kelompok radikal di Filipina namun saat itu WNI yang menikah dengan warga Marawi masih diselidiki keterkaitannya dengan terorisme. Fenomena inilah yang dinilai kompleks karena adanya pembauran dari warga Indonesia dengan Filipina.

Ada juga faktor kasus Marawi ada keterkaitan ada yang karena orang sini menikah dengan sana, jaringannya kompleks, namun negara punya upaya,” kata Rifqi Muna.

Pergerakan kelompok teroris dari Filipina Selatan yang meliputi kelompok Abu Sayyaf dan Maute sangat mengkhawatirkan karena tidak segan melakukan kekerasan. Puncaknya adalah ketika terjadi pertempuran di Marawi karena pimpinan dari Abu Sayyaf Isnilon Hapilon telah ditangkap.

Meski pimpinannya saat ini telah mati namun pergerakan kelompok teroris khususnya Abu Sayyaf masih aktif beroperasi dan menebar teror. Peristiwa penyanderaan terhadap lima nelayan di perairan Lahad Datu pada tahun 2020 lalu menjadi salah satu pembuktian bahwa kelompok teroris itu tidak segan melakukan kejahatan untuk mencapai tujuan mereka.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Revolusi Digital Pemerintahan Presiden Prabowo untuk Memblokir Judi Online Secara Total

Jakarta - Dalam sebulan sejak dilantik Presiden Prabowo Subianto, pemerintah berhasil memblokir ratusan ribu situs judi online (judol). Langkah ini...
- Advertisement -

Baca berita yang ini