Sektor Pertanian jadi Stabilitator Pemulihan Ekonomi saat Pandemi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Sektor pertanian saat ini menjadi salah satu stabilitator dalam pemulihan ekonomi di tengah dampak pandemi covid-19. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad.

Menurutnya, sektor pertanian mampu tumbuh positif dan berkontribusi baik dari segi kinerja ekspor, maupun peningkatan penyerapan tenaga kerja, dibandingkan tahun sebelumnya.

“Sektor pertanian menjadi stabilitator untuk pemulihan ekonomi dari sisi growth, tenaga kerja, ekspor dan pengurangan kemiskinan. Tetapi ke depan tantangannya saya kira masih cukup berat,” kata Tauhid dalam diskusi INDEF yang digelar secara virtual.

Dalam mencapai target ketersediaan pangan pada tahun ini, ia menilai sektor pertanian memerlukan dukungan dari banyak pihak, termasuk pemerintah kepada petani.

Terkait dengan produktivitas, Tauhid mengatakan ketersediaan pupuk subsidi harus terus diantisipasi karena memengaruhi keberhasilan target produksi yang sudah ditetapkan.

Di sisi lain, Kementerian Pertanian juga mengalami pemotongan anggaran yang cukup signifikan, yakni sebesar Rp 6,3 triliun dari pagu awal Rp 21,83 triliun menjadi Rp 15,5 triliun.

“Saya kira diperlukan intervensi yang lebih serius bagaimana kita bisa melakukan perubahan besar dari sisi investasi masyarakat, kemudian subsidi pupuk yang diperlukan termasuk tadi mengantisipasi kebijakan perdagangan untuk impor serta dukungan stakeholder lainnya,” kata dia.

Seperti diketahui, sektor pertanian berhasil tumbuh positif sebesar 1,75 persen, ketika pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat mengalami kontraksi 2,07 persen pada 2020.

Berdasarkan data BPS, pertanian merupakan satu dari tujuh sektor yang tumbuh positif, sedangkan 10 sektor lainnya mengalami kontraksi. Dalam struktur PDB Indonesia, kontribusi sektor pertanian menyumbang cukup besar, yakni 13,7 persen.

Kemudian, ekspor pertanian selama pandemi juga menunjukkan kinerja positif sebesar 14,03 persen, meski total ekspor nasional secara keseluruhan mengalami kontraksi 2,61 persen.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini