Bisnis Magot Tingkatkan Perekonomian Warga Bekasi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Bisnis maggot menjadi solusi bagi warga Bekasi di tengah pandemi virus corona. Selain membantu sektor perekonomian, maggot juga menjadi jalan keluar dari masalah sampah organik di Kota Bekasi.

“Bisa dibilang ini solusi alternatif warga yang terdampak pandemi COVID-19. Kalau saya sendiri saat ini terus terang saja semakin menekuni budi daya maggot, selain ternak ikan lele juga,” kata Rahman.

Rahman mengungkapkan, ia memulai bisnis budi daya maggot sejak Agustus 2020, di mana ketika itu, masyarakat di kota Bekasi, termasuk dirinya merasakan betul dampak dari pendemi virus corona, khususnya sektor ekonomi.

“Alhamdulillah sekarang dalam sebulan saya sudah dapat menghasilkan 12 juta Rupiah itu hanya dari penjualan maggot saja,” ungkapkanya.

Ia menjelaskan, sejak masih berwujud telur lalat, maggot membutuhkan sampah organik untuk tumbuh hingga siap dipanen. Maggot memiliki kemampuan mengurai sampai organik satu hingga tiga hingga lima kali lipat dari bobot tubuhnya selama kurun waktu 24 jam.

Setelah mati, bangkai maggot digunakan sebagai pakan ternak. Sementara kepompong maggot dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, sehingga tidak menjadi sampah baru.

“Maggot mampu mengubah material organik menjadi biomassanya. Beda dengan jenis lalat biasa karena larva yang dihasilkan bukan larva yang menjadi medium penularan penyakit,” lanjut Rahman.

Ya, maggot bisa menjadi salah satu solusi bagi Anda yang ingin memulai bisnis di tengah pandemi. Selain harganya yang murah, maggot memiliki nilai ekonomis tinggi, di mana setiap 100 gram maggot kering dapat dijual seharga 20 ribu Rupiah hingga 30 Ribu Rupiah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini