Kudeta Myanmar Hantui Kehidupan Warga Yangon

Baca Juga

MATA INDONESIA, NAYPYIDAW – Polisi menangkap sedikitnya 27 demonstran di kota terbesar kedua Mandalay, termasuk seorang jurnalis, kata organisasi media setempat. Seorang warga Yangon mengatakan, kudeta yang dilakukan militer Myanmar kerap menghantui kehidupannya.

“Kudeta selalu muncul di pikiran kami, setiap kali kami makan, bekerja, bahkan saat istirahat. Kami sangat kecewa dan sedih setiap kali kami memikirkan mengapa hal ini menimpa kami lagi,” ungkap seorang warga Yangon, Khin Min Soe, melansir Reuters, Selasa, 9 Februari 2021.

Para demonstran yang mengecam kudeta militer di Myanmar menentang larangan pertemuan besar yang diterapkan oleh pemerintah militer. Mereka bahkan tanpa gentar menghadapi aparat keamanan yang menembakkan meriam air. Sebanyak dua lusin demonstran ditangkap oleh aparat keamanan.

Kudeta 1 Februari dan penahanan pemimpin sipil terpilih, Aung San Suu Kyi menyebabkan demonstrasi selama empat hari beruntun di negara berpenduduk 53 juta jiwa itu. Gerakan pembangkangan sipil ini terus berkembang dan mempengaruhi rumah sakit, sekolah, dan kantor pemerintah.

Dalam video yang dipostin di media sosial Facebook, polisi Myanmar terlihat menembakkan meriam air ke pengunjuk rasa damai di ibu kota negara Naypyitaw untuk hari kedua, karena kerumunan menolak untuk dibubarkan. Video di Bago, timur laut pusat komersial Yangon juga memperlihatkan hal serupa.

Dalam pidato pertamanya sejak perebutan kekuasaan, pemimpin Junta Militer, Min Aung Hlaing berjanji akan mengadakan pemilihan baru. Namun, pidatonya justru menuai cemoohan warga Myanmar.

Dalam pidatonya sang Jenderal juga kembali mengatakan soal penipuan tak terbukti dalam pemilu yang digelar pada November tahun lalu. Di mana Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi menang telak, 83 persen.

“Kami akan terus berjuang. Menyerukan pembebasan tahanan politik dan kehancuran total kediktatoran,” ucap sebuah pernyataan dari aktivis pemuda Maung Saungkha.

Para aktivis juga mengupayakan penghapusan konstitusi yang memberikan hak veto kepada tentara di parlemen dan federalisme di Myanmar yang terpecah secara etnis.

Gerakan pembangkangan sipil, yang dipimpin oleh pekerja rumah sakit, telah mengakibatkan penurunan tes virus korona. Myanmar tercatat sebagai negara di Asia Tenggara dengan kasus kematian yang tinggi, yakni 31,177 kasus dengan lebih dari 141 ribu kasus infeksi virus corona.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stabilitas Nasional Pasca Pilkada Merupakan Tanggung Jawab Bersama

JAKARTA - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang baru saja berlangsung di berbagai wilayah di Indonesia, telah menunjukkan kemajuan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini