Soal Kenaikan Cukai Rokok, APVI Minta Pemerintah Kaji Ulang

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sekretaris Umum Asosiasi Personal Vape Indonesia (APVI), Garindra Kartasasmita berharap pemerintah mengkaji ulang tarif cukai untuk rokok elektrik. Ia beralasan bahwa rokok elektrik memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah.

“Kami berharap tarif cukai vape itu 20%. Karena dilihat dari profil risikonya lebih rendah 95% dari rokok konvensional,” kata Garindra Kartasasmita dalam Market Review IDX Channel, Senin, 8 Februari 2021.

Garindra berharap pemerintah setidaknya menurunkan 20% tarif rokok liquid vape dari 57%. Imbas dari naiknya tarif rokok liquid vape, membuatnya harga liquid vape di pasaran menjadi mahal.

Kebijakan pemerintah ini menurutnya menjadi efek domino. Di mana sekarang penjualan liquid vape mengalami penurunan dan sebagian beralih ke rokok konvensional yang harganya lebih murah.

Garindra meminta pemerintah kembali mengkaji ulang kebijakan tersebut, sehingga membantu industri vape di Tanah Air. Ia mengatakan bahwa sektor ini memiliki potensi yang besar, sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja dan tentu saja, memulihkan perekonomian Indonesia di tengah pandemi virus corona.

“Kami yakin bisa membantu perekonomian nasional lewat cukai, karena industri ini semakin berkembang setiap tahunnya, dari penggunaan 1,2 juta di 2018 sekarang sudah 2,4 juta pengguna vape,” tuntasnya.

Senada dengan Garindra, Andre, seorang penikmat rokok konvensional mendukung langkah dari APVI untuk menurunkan harga rokok tembakau dan elektrik.

“Kalau rokok konvensional atau tembakau naik, berarti vape juga harus naik. Ya, disamakan saja biar adil. Jangan sampai ada perbedaan antara vape dan rokok tembakau. Bagusnya sih cukai rokok turun,” kata Andre saat kepada Mata Indonesia News.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini