MATA INDONESIA, JAKARTA – Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi menyebut, langkah Pusat Analisis dan Pelaporan Transaksi Keuangan (PPATK) melakukan pembekuan terhadap 92 rekening FPI dan kroni-kroninya sudah tepat,.
Islam berkata, pembekuan perlu dilakukan karena bisa jadi rekening organisasi terlarang itu dijadikan aliran pendanaan kelompok radikal dan ekstrem kanan di Indonesia.
“Berkaca dari berbagai kasus pendanaan terhadap kelompok radikal, tindakan PPATK membekukan beberapa rekening FPI itu sudah tepat karena memang ini modus operandi yang sering dilakukan oleh kelompok-kelompok ekstrem kanan di Indonesia,” kata Islah dalam keterangannya, Selasa 26 Januari 2021.
Menurut Islah, PPATK harus mengingat, bagaimana kelompok terorisme memanfaatkan semua lini pendanaan untuk biaya operasional mereka. Sampai-sampai, kotak amal di sejumlah masjid pun dimanfaatkan.
Kemudian, modus lain pendanaan terorisme yang diungkap Islah, adalah sirkular funding atau pencucian uang.
Nantinya, uang itu dikeluarkan terlebih dahulu dari dalam negeri, lalu diendapkan di luar negeri. Kemudian, uang itu dikembalikan lagi ke dalan negeri.
Islah kemudian memberikan contoh aksi Arab Spring yang membuat beberapa negara di Timur Tengah hancur-hancuran.
Diduga ada aliran dana luar negeri dan keterlibatan negara-negara barat dalam upaya menghancurkan beberapa negara Arab. Dia melanjutkan, pemimpin-pemimpin di Arab yang sangat kharismatik dan disegani ditumbangkan walaupun sebenarnya negaranya makmur.
“Ya bagusnya dibekukan, sebelum dana yang di dalam itu dikuras. Memang seharusnya Polri dan juga beberapa lembaga penegak hukum dan juga stakeholder, sudah harus bisa mentracing itu,” ujarnya.