Berkat Sajak, Muncullah Garuda Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – PT Garuda Indonesa (Persero) Tbk merupakan maskapai penerbangan nasional milik Indonesia.

Sejarah berdirinya PT Garuda Indonesia bermula saat presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno mengemukakan idenya di depan sejumlah pedagang besar di Aceh untuk membeli pesawat Dakota (DC-3) dalam rangka menghadapi Belanda, 16 Juni 1948.

Menyambut ide Presiden itu, sebagian besar pedagang menyumbangkan uang hingga terkumpul 130.000 Strait Dollar dan 20 kilogram emas yang digunakan membeli pesawat DC-3 (Dakota).

Pesawat itu melakukan penerbangan komersil perdananya dari Yogyakarta menuju Jakarta, 26 Januari 1949, yang kemudian dianggap sebagai hari lahir Garuda Indonesia.

Pada 25 Desember 1949, Dr. Konijnenburg, wakil KLM yang juga menjadi teman Presiden Soekarno. Dia juga melapor kepada presiden di Yogyakarta bahwa KLM akan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil keputusan KMB (Konferensi Meja Bundar).

Konijnenburg saat itu meminta kepada presiden untuk memberi nama untuk perusahaan tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawabnya dengan mengutip sajak berbahasa Belanda gubahan Raden Mas Noto Soeroto, seorang pujangga terkenal di zaman kolonial.

Baris Sajak tersebut bertuliskan “Ik ben Garuda, Vishnoe’s vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden” yang artinya “Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu”. Dari sajak itulah kemudian pesawat DC-3 berubah nama menjadi Garuda Indonesian Airways.

Berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB), Pemerintah Belanda menyerahkan kedaulatan kepada pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS).

KMB berisi antara lain penyerahan semua kekayaan pemerintah Hindia Belanda kepada Pemerintah RIS termasuk penyerahan perusahaan penerbangan Belanda KLM/Inter Insulair Bedrijf kepada RIS.

Sehari setelah pengakuan
Kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) oleh Belanda, yaitu tanggal 28 Desember 1949, dua buah pesawat Dakota (DC-3) berangkat dari Bandar Udara Kemayoran, Jakarta menuju Yogyakarta untuk menjemput Soekarno dibawa kembali ke Jakarta yang sekaligus menandai perpindahan kembali Ibukota RI ke Jakarta. Sejak saat itulah GIA terus berkembang hingga dikenal sekarang sebagai Garuda Indonesia.

Setahun kemudian, Garuda Indonesia menjadi perusahaan negara. Pada periode tersebut, Garuda Indonesia mengoperasikan armada dengan 38 pesawat yang terdiri dari 22 DC-3, 8 Catalina, dan 8 Convair 240.

Armada Garuda Indonesia terus bertambah dan akhirnya berhasil melaksanakan penerbangan pertama kali ke Mekkah membawa jemaah haji dari Indonesia pada tahun 1956. Tahun 1965, penerbangan pertama kali ke negara-negara di Eropa, Amsterdam menjadi tujuan akhir. (Rama Kresna Pryawan)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sambut Hari HAM Ius Humanum Gelar Talk Show soal “Perlindungan Terhadap Pekerja Non Konvensional : Pekerja Rumah Tangga”

Mata Indonesia, Yogyakarta - Dalam rangka menyambut peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) yang jatuh pada 10 Desember 2024, kali ini Ius Humanum menyelenggarakan Talkshow dan Diskusi Film dengan Tema, "Perlindungan terhadap Pekerja Non-Konvensional : Pekerja Rumah Tangga" yang bertempat di Pusat Pastoral Mahasiswa Daerah Istimewa Yogyakarta (PPM DIY).
- Advertisement -

Baca berita yang ini