Tak Sengaja Daun Jatuh ke Minuman Kaisar Cina, Jadilah Teh

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Beberapa negara terkenal dengan tradisi atau budaya  minum tehnya yang sangat kental seperti di Jepang dan Inggris. Bahkan, di penjuru dunia minum teh sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan sehari-hari untuk menemani saat santai dan bekerja.

Sejak ribuan tahun lalu, teh telah menempuh perjalanan panjang hingga kini menjadi minuman populer di dunia. Teh pertama kali ditemukan di Cina pada tahun 2073 Sebelum Masehi (SM) oleh Kaisar Shen Nong, Bapak Pertanian dan Kedokteran. Ia selalu berkeliling negara untuk mencari tanaman obat baru.

Kala itu karena merasa tidak enak badan, dia memutuskan untuk berisitirahat di bawah pohon. Shen Nong yang merasa haus, merebus air. Beberapa daun dari pohon di sekitarnya jatuh ke dalam cangkirnya, namun ia biarkan berada di cangkirnya dan tetap meminum airnya. Ketika meminumnya ia merasakan sedikit rasa pahit di lidahnya namun tetap enak, sehingga Shen Nong tetap melanjutkan untuk meminum.

Tidak lama kemudian, Shen Nong merasa badannya semakin membaik setelah meminum air dengan seduhan daun yang terjatuh itu. Sejak saat itu Shen Nong memperkenalkan minuman itu dan menjadi minuman khusus Istana Kekaisaran. Pada abad ke-2 Masehi para biksu Buddha yang menemukan khasiat dari teh kemudian mendorong penanaman dan pengembangan teh secara lebih besar.

Pada abad ke-7, teh mulai diekspor ke Tibet dan Korea. Berlanjut pada abad ke-12, Jepang mulai menjadikan minum teh sebagai tradisi. Ketika berpergian ke luar negeri, orang Cina biasa membawa teh bersamanya dan memperkenalkan teh ke banyak negara di Asia termasuk Indonesia. Teh lalu menyebar ke Eropa setelah dibawa oleh orang Eropa yang datang ke Asia.

Pada tahun 1662 teh dibawa masuk ke Inggris oleh Catherina of Braganza, istri dari Raja Inggris, Pangeran Charles II. Teh yang ia bawa kemudian disajikan dalam jamuan pesta kebun maupun pesta pribadinya. Catherina yang menyajikan minuman teh kepada para bangsawan tidak menduga bahwa ternyata para bangsawan menyukai minuman teh yang ia perkenalkan dan menjadi minuman favorit di kalangan bangsawan.

Akhirnya budaya teh pertama kali dilakukan oleh Anna Maria The Dutches dari Badford. Sebab pada masa itu Inggris memiliki waktu makan siang dan makan malam yang cukup lama yaitu sekitar 8 jam. Jeda waktu yang cukup lama itu membuat Anna tidak bisa menahan lapar dan meminta para pelayannya untuk menyajikan teh dan aneka hidangan ringan. Setelahnya kebiasaan Ana menjadi populer dan menjadi budaya afternoon tea bagi masyarakat Inggris.

Pada masa itu, minum teh hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu saja seperti kaum bangsawan. Hal ini dikarenakan harga daun teh yang cukup mahal dan hanya dapat dibeli oleh kaum bangsawan. Orang pertama yang memperkenalkan teh kepada keluarga kerajaan Inggris lainnya adalah Twinning. Ada beberapa tradisi minum teh di Inggris, yaitu afternoon tea, royale tea, dan High tea.

Reporter : Anggita Ayu Pratiwi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Serentak Diharapkan Jadi Pendorong Inovasi dalam Pemerintahan

Jakarta - Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024, diharapkan dapat mendorong inovasi serta memperkuat sinkronisasi...
- Advertisement -

Baca berita yang ini