Revitalisasi Pasar Rakyat Berbasis Kearifan Lokal untuk Menunjang Perekonomian Nasional

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pasar rakyat merupakan aspek penting dalam menunjang perekonomian nasional, untuk itu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya hingga akhir tahun 2020 telah menyelesaikan revitalisasi tujuh pasar rakyat. Kegiatan ini menindaklanjuti penugasan Presiden RI yang disampaikan pada Sidang Kabinet Paripurna tanggal 18 Juli 2018.

Program Revitalitasi Pasar Rakyat awalnya merupakan tanggung jawab Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebelum diserahkan kepada Kementerian PUPR. Program ini menjadi salah satu bentuk komitmen untuk meningkatkan daya saing pasar rakyat, menyejahterakan para pedagang melalui peningkatan omzet, mendukung kelancaran logistik dan distribusi bahan kebutuhan masyarakat, dan mendorong terjadinya penguatan pasar dalam negeri di era persaingan global yang semakin terbuka lebar.

Dalam pelaksanaannya, revitalisasi atau pembangunan pasar rakyat diatur dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, pasal 13 ayat (1), (2) dan (3) yang mengamanatkan bahwa Pemerintah bekerja sama dengan Pemerintah Daerah melakukan pembangunan, pemberdayaan, dan peningkatan kualitas pengelolaan pasar rakyat.

Revitalisasi pasar rakyat bertujuan untuk mendorong agar pasar rakyat lebih modern dan mampu bersaing dengan pusat perbelanjaan dan toko modern, sehingga dapat meningkatkan omzet para pedagang. Selain itu, untuk meningkatkan pelayanan dan akses yang lebih baik kepada masyarakat konsumen sekaligus menjadi penggerak perekonomian daerah.

Revitalisasi juga diharapkan dapat mewujudkan pasar rakyat yang bermanajemen modern, lebih bersih, sehat, aman, dan nyaman, sehingga dapat menjadi tujuan tetap belanja konsumen serta referensi dalam pembangunan pasar-pasar lainnya.

Revitalisasi pasar rakyat menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional, khususnya di tengah situasi pandemi COVID-19 saat ini.

Hal itu disampaikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam pernyataan resminya, bahwa revitalisasi pasar raykat merupakan bentuk perhatian pemerintah kepada para pedagang, agar pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19 dapat berjalan lebih cepat.

Konsep revitalisasi pasar rakyat yang berjalan disesuaikan dengan keselarasan lingkungan yang mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal. Seluruh kegiatan mulai dari tahap perencanaan hingga pembangunan melibatkan Pemerintah Daerah.

Berdasarkan laporan dari Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti, tujuh pasar rakyat yang telah rampung hingga akhir tahun 2020 adalah Pasar Ateh Bukittinggi Sumatera Barat, Pasar Prawirotaman Yogyakarta, Pasar Kaliwungu Kendal, dan Pasar Klewer Timur di Jawa Tengah, Pasar Benteng Pancasila Mojokerto, Pasar PON Kabupaten Trenggalek di Jawa Timur, serta Pasar Sukawati di Kabupaten Gianyar, Bali.

Pasar Ateh Bukittinggi yang dibangun sejak 2018 telah diresmikan secara virtual oleh Wakil Menteri PUPR Jhon Wempi Wetipo pada Juni 2020 lalu dengan nilai kontrak tahun jamak 2018 – 2019 sebesar Rp292 miliar.

Kementerian PUPR juga telah menyelesaikan revitalisasi Pasar Prawirotaman yang mulai dikerjakan sejak 15 Oktober 2019 dengan anggaran sebesar Rp57,61 miliar.

Sementara Pasar Kaliwungu, Kendal yang terbakar pada tahun 2017 silam di Jawa Tengah juga telah selesai dibangun kembali dengan desain dan kualitas yang lebih baik. Pembangunan ini menelan biaya sebesar Rp34,87 miliar melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019 – 2020.

Pasar rakyat selanjutnya yang telah selesai yakni Pasar Klewer Timur Kota Surakarta yang direkonstruksi dengan konsep pasar ramah lingkungan. Pasar ini terdiri dari dua lantai di bawah tanah dan satu lantai di permukaan, dengan biaya sebesar Rp53,06 miliar dari APBN 2019 – 2020.

Di Jawa Timur, telah diselesaikan revitalisasi Pasar Benteng Pancasila Mojokerto yang mulai dikerjakan pada 28 Januari 2020, dengan biaya Rp13,2 miliar. Selanjutnya, pembangunan Pasar Pon juga sudah rampung dengan total biaya sebesar Rp76,3 miliar dan masa pelaksanaan pembangunan selama 300 hari sejak 10 Januari hingga akhir November 2020.

Sementara di Provinsi Bali, Kementerian PUPR telah merevitalisasi Pasar Sukawati di Kabupaten Gianyar. Pasar ini menjadi surga wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, karena menjual hasil kerajinan karya seni masyarakat Bali dengan harga terjangkau. Anggaran untuk pembangunan pasar ini sebesar Rp81,1 miliar dari APBN 2019 – 2020.

Pada awal 2021, ditargetkan revitalisasi tiga pasar rakyat yang akan selesai, yakni Pasar Renteng di Lombok Tengah, Pasar Pariaman Sumatera Barat, dan Pasar Legi Ponorogo.

Selain revitalisasi pasar rakyat, untuk mendorong investasi di Indonesia, Kementerian PUPR juga merencanakan pembangunan konektivitas di daerah-daerah, seperti pembangunan jalan di jalur Pantai Selatan (Pansela) dan pembangunan fly over.

Reporter: Safira Ginanisa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Semua Pihak Wajib Hormati Masa Tenang Pilkada 2024

Jakarta – Masa tenang Pilkada Serentak 2024 yang merupakan tahapan krusial menjelang hari pemungutan suara, resmi dimulai. Untuk memastikan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini