MATA INDONESIA, JAKARTA – Saat ini, posisi orang terkaya di dunia diraih oleh Elon Musk. Sebelumnya, posisi ini diduduki oleh pendiri Amazon, Jeff Besoz. Dilansir dari laman Bloomberg, kekayaan Musk mencapai 194,8 miliar dolar AS atau 9,5 miliar dolar AS lebih banyak dari kekayaan Besoz.
Musk merupakan seorang pengusaha Amerika Serikat kelahiran Afrika Selatan. Pada tahun 1999, ia mendirikan X.com, yang berubah nama menjadi PayPal. Kemudian, ia mendirikan SpaceX pada tahun 2002. Setahun setelahnya, ia mendirikan Tesla Motors.
Pada Mei 2012, nama Musk menjadi perbincangan hangat ketika SpaceX meluncurkan roket yang akan mengirim kendaraan komersial pertama ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Di tahun 2016, ia menambah daftar perusahan nya dengan membeli SolarCity. Ia pun mulai memperkuat posisinya sebagai pemimpin industri dengan mengambil peran sebagai penasihat Presiden Donald Trump.
Orang terkaya nomor satu di dunia ini lahir pada 28 Juni 1971 di Pretoria, Afrika Selatan. Ia lahir dari pasangan Errol Musk dan Maye Musk. Ayahnya merupakan seorang insinyur Afrika Selatan, sedangkan ibunya merupakan seorang model Kanada.
Musk dilahirkan sebagai anak pertama dari tiga bersaudara. Dua adiknya tersebut bernama Kimbal dan Tosca. Saat ini, Kimbal menjadi seorang pengusaha dan pecinta lingkungan. Sedangkan, Tosca menjadi seorang produser dan sutradara.
Saat usianya menginjak 10 tahun, kedua orang tuanya memilih untuk berpisah. Mulai saat itu, ia menunjukan ketertarikannya pada dunia komputer. Dengan cepat, ia belajar bagaimana memprogram komputer. Di usianya yang ke-12 tahun, ia berhasil menjual perangkat lunak pertamanya, sebuah permainan bernama Blastar.
Ketika duduk di Sekolah Dasar, Musk memiliki postur tubuh yang pendek. Selain itu, ia merupakan seorang kutu buku yang tertutup. Sehingga, ia kerap diintimidasi oleh teman-temannya. Situasi ini ia alami hingga berusia 15 tahun, selama itu pula ia belajar karate dan gulat untuk melindungi dirinya.
“Saya memiliki masa kecil yang buruk. Saya mengalami banyak kesulitan saat tumbuh dewasa. Satu hal yang saya khawatirkan dengan anak-anak saya adalah mereka tidak menghadapi cukup banyak kesulitan,” katanya dalam sebuah wawancara.
Pada tahun 1989, Musk pindah ke Kanada untuk kuliah di Queen’s University. Di samping itu, ia juga menghindari wajib militer Afrika Selatan. Di tahun itu pula, ia memperoleh kewarganegaraan Kanada.
Tiga tahun berselang, Musk meninggalkan Kanada untuk belajar bisnis dan fisika di University of Pennsylvania, Amerika Serikat. Ia berhasil meraih gelar sarjana di bidang ekonomi dan bidang fisika.
Setelah meninggalkan Pennsylvania, Musk melanjutkan pendidikannya lagi di Stanford University di California, Amerika Serikat. Di sana, ia mengejar gelar PhD di bidang fisika energi. Namun, kepindahannya bertepatan dengan ledakan internet, sehingga ia memutuskan untuk pindah dari perguruan tinggi tersebut.
Setelah keluar, Musk bersama saudaranya, Kimbal Musk, meluncurkan perusahaan pertamanya pada tahun 1995 bernama Zip2. Perusahaannya itu menyediakan berbagai konten untuk situs website The New York Times dan Chicago Tribune. Pada tahun 1999, sebuah divisi dari Compaq Computer Corporation membeli Zip2 seharga 307 juta dolar AS secara tunai dan 34 juta dolar AS dalam bentuk saham.
Setelah menjual Zip2, Musk dan Kimbal menggunakan uang dari penjualan perusahaan mereka untuk mendirikan X.com, yang berubah nama menjadi PayPal setahun setelahnya. Perusahaan ini memberikan layanan keuangan secara online.
Pada bulan Oktober 2002, Musk memperoleh miliar pertamanya ketika PayPal diakuisisi oleh eBay seharga 1,5 miliar dolar AS.
Di tahun yang sama, Musk mendirikan perusahaan ketiganya, Space Exploration Technologoes Corporation disingkat SpaceX. Perusahaan ini ia dirikan guna membangun pesawat ruang angkasa. Di tahun 2008, NASA, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, memberikan kontrak kepada SpaceX untuk menangani pengangkutan kargo ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Tak puas sampai disitu, ia mulai melebarkan sayapnya dengan menjadi salah satu pemasok dana utama Tesla Motors, sebuah perusahaan mobil listrik yang didirikan oleh Martin Eberhard dan Marc Tarpenning.
Pada tahun 2006, Tesla memperkenalkan mobil pertamanya, The Roadster. Mobil tersebut diklaim mampu menempuh jarak sepanjang 245 mil (394 km) dalam sekali pengisian daya. Menurut Musk, The Roaster tidak seperti dengan kendaraan listrik sebelumnya yang masih kaku dan kurang menarik. Sebab, mobil keluaran Tesla itu merupakan mobil sport yang mampu melaju hingga 97 km per jam dalam waktu kurang dari empat detik.
Pada tahun 2010, perusahaan itu mampu mengumpulkan dana sekitar 226 juta dolar AS. Dua tahun kemudian, Tesla memperkenalkan mobil sedan Model S. Sedan tersebut mendapat apresiasi dari para kritikus otomotif atas performa dan desainnya.
Perusahaan ini pun mendapat pujian lebih lanjut ketika mengeluarkan SUV mewah Model X pada tahun 2015.
Sebetulnya, Musk keberatan jika produk-produk Tesla diperjualbelikan secara umum. Pada bulan Agustus 2018, ia membuat serangkaian tweet yang menyatakan akan menjadikan perusahaan itu pribadi.
Bulan berikutnya, Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), menggugat Musk atas penipuan sekuritas. SEC pun menuduh jika tweet yang ditulis Musk ‘Salah dan menyesatkan.” Tak lama, Dewan Direksi Tesla menolak penyelesaian yang diusulkan oleh SEC.
Penolakan dari pihak Tesla dikabarkan akibat ancaman dari Musk yang menyatakan dirinya akan mundur dari perusahaan itu. Ancaman dari Musk itu ternyata sudah tersebar, sehingga saham Tesla menjadi anjlok.
Pada Agustus 2013, Musk mengusulkan sebuah konsep untuk membentuk transportasi baru yang disebut Hyperloop. Ia mengklaim penemuan ini akan membantu perjalanan antar kota besar serta memangkas waktu perjalanan. Dalam menempuh perjalanan dengan jarak 560 km, Hyperloop hanya membutuhkan waktu 35 menit saja.
Menurut Musk, Hyperloop hanya akan menelan biaya sebesar 6 miliar dolar AS, dengan rata-rata pod akan berangkat setiap dua menit sekali. Menurutnya, sistem ini mampu menampung enam juta orang dalam setahun.
Namun, ia menyatakan selama menjalankan SpaceX dan Tesla, Musk tidak mampu mencurahkan perhatian sepenuhnya pada Hyperloop.
Reporter: Diani Ratna Utami