Eks AU Tewas Tertembak dalam Aksi Unjuk Rasa di Capitol Hill

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Kerusuhan tak dapat dihindari ketika massa pro-Presiden Donald Trump mengepung dan memaksa masuk Capitol Hill atau Gedung Kongres. Pasukan barikade dikerahkan, bahkan aparat kepolisian terpaksa menembakkan gas air mata demi membubarkan para pendukung Presiden Trump.

Seorang perempuan dilaporkan tewas tertembak saat massa pro-Presiden Trump menyerbu masuk Capitol Hill di Washington DC, pada Rabu (6/1). Perempuan tersebut dinyatakan meninggal saat menjalani perawatan di sebuah rumah sakit dan hal tersebut dibenarkan oleh Juru Bicara Departemen Kepolisian Metropolitan.

Perempuan tersebut diidentifikasi sebagai Ashli Babbitt asal California. Babbitt yang berusia 35 tahun itu merupakan veteran Angkatan Udara, kata mantan suaminya, Timothy McEntee.

Diungkapkan McEntee bahwa Babbit pernah ditugaskan di Afganistan dan Irak, sebelum penempatan lain dengan Garda Nasional ke Kuwait dan Qatar. McEntee dan Babbit bertemu di Angkatan Udara dan menikah selama 14 tahun.

“Saya merasa sangat tidak enak dan mual mengenai hal itu … dia memiliki kepala yang besar dan pikiran yang kuat. Dia tidak pernah takut untuk mengungkapkan pikirannya dan dengan cara inilah dia mengungkapkan pikirannya (pergi ke rapat umum),” tulis McEntee, melansir Washington Post, Kamis, 7 Januari 2021.

“Anda tidak akan pernah lupa bertemu dengannya. Dia sangat keras dan keras kepala tapi perhatian, manis, bijaksana, penuh kasih,” kenang McEntee yang memutuskan berpisah dengan Babbitt tahun 2019.

McEntee tidak mengetahui bila mantan istrinya itu pergi ke Washington untuk melakukan protes. Babbit yang kini telah menikah dan memiliki usaha kecil itu merupakan loyalis Donald Trump. Hal ini terlihat dari unggahannya di akun sosial Twitter.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini