Sulitnya Masyarakat Indonesia Kompak Perangi Covid19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Masyarakat Indonesia yang tidak disiplin merupakan penyebab penularan Covid19 masih tinggi. Mereka sangat sulit diajak kompak menerapkan protokol kesehatan.

Menurut anggota Subbidang Tracing Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid19 dr Retno Asti Werdhani, Satgas dan banyak instansi pemerintah sudah mempromosikan protokol kesehatan dengan 3M yaitu menyuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.

“Sayangnya di lapangan belum dilakukan secara serempak dan kompak oleh masyarakat,” kata Asti, Senin 7 Desember 2020.

Masalahnya, menurut Asti, rantai penularan Covid19 hanya bisa diputus bila protokol kesehatan dilakukan serempak dan kompak secara nasional.

Bila hanya dilakukan secara sporadis atau sebagian orang, rantai penularan virus corona tidak akan pernah terputus.

Apalagi, di media sosial juga beredar informasi yang beragam mengenai Covid19 yang kebenarannya diragukan sehingga menimbulkan persepsi yang salah dan masyarakat menjadi tidak percaya atau khawatir berlebihan.

Asti mengatakan penanganan Covid19 harus lebih banyak dilakukan di hulu, yaitu promosi kesehatan. Masyarakat harus diajak untuk berperilaku secara sehat, yang sebenarnya juga harus dilakukan meskipun tidak ada pandemi COVID-19.

Selain perilaku hidup bersih dan sehat, berikutnya adalah melakukan pelindungan spesifik dengan memakai masker dan menjaga jarak untuk mencegah penularan COVID-19.

Penggunaan masker dan menjaga jarak dilakukan untuk mencegah virus corona masuk ke dalam tubuh yang berasal dari percikan air yang muncul dari mulut dan hidung seseorang yang menderita Covid19.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini