MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Presiden Donald Trump bersedia meninggalkan Gedung Putih. Akan tetapi, Presiden Trump kembali mengajukan syarat, yakni apabila Electoral College meresmikan kemenangan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Joe Biden.
Hingga saat ini Trump masih belum mengakui kekalahannya. Trump yang merupakan seorang politisi sekaligus konglomerat itu juga tetap melanjutkan gugatan hukum terkait Pemilihan Presiden AS yang digelar 3 November 2020.
Bahkan, ketika ia menghabiskan momen Thanksgiving, Trump memperbarui klaim tanpa buktinya dengan mengatakan “penipuan besar-besaran dan pejabat yang curang di negara bagian yang menjadi medan pertempuran, menyebabkannya kalah di ajang Pilpres AS.”
Menariknya, pada perayaan Thanksgiving kali ini, Presiden Trump tak berkumpul dengan keluarga besarnya. Ia justru merayakan momen tersebut bersama pasukan AS di Afganistan.
“Pasti saya akan. Tetapi Anda tahu itu. Perjalanan ini masih panjang,” kata Trump ketika ditanya apakah dia akan meninggalkan Gedung Putih, memungkinkan transisi kekuasaan pada Januari 2021.
Trump kemudian kembali meluapkan keluh kesahnya dan mengecam para pejabat di Georgia dan Pennsylvania –dua negara bagian yang membantu Joe Biden meraih kemenangan. Trump mengklaim, terlepas dari hasilnya nanti, ini bukan Thanksgiving terakhirnya di Gedung Putih.
Ia tetap bersikeras mengatakan bahwa terjadi penipuan besar-besaran. Namun, tuduhan tersebut dibantah para pejabat negara dan pengamat internasional yang kompak mengatakan tidak ada bukti tentang itu dan gugatan Trump yang menemui kegagalan di pengadilan.