Tolak Tes Corona, Markas FPI Disemprot Disinfektan oleh Polda Metro Gunakan Water Canon

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Polda Metro Jaya menyemprotkan disinfektan di kawasan Petamburan 3, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu 22 November 2020. Kawasan tersebut adalah lokasi markas Front Pembela Islam (FPI).

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, penyemprotan merupakan komitmen Polda Metro Jaya di bawah kepemimpinan Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imron. “Ini untuk pencegahan covid 19,” kata Yusri.

Penyemprotan dilakukan sekira pukul 14.30 dengan menggunakan tiga mobil water cannon. Mobil tersebut menyemprotkan cairan disinfektan dari berbagai sisi ke jalan dan sekitarnya.

Satu mobil mendapat mengawalan ketat dengan dua mobil Patwal Lantas dan sejumlah anggota Brimob bermotor.

Mereka hilir mudik di sekitaran Petamburan. Adapun penyemprotan disinfektan dilakukan sepanjang Jalan KS Tuban.

Setelah menyelesaikan Jalan KS Tubun, Petamburan, mobil water canon lantas putar arah sekitar 200 meter dari Gang Petamburan III, yang merupakan lokasi markas Front Pembela Islam (FPI). Mereka kembali menyemprotkan disinfektan di Jalan KS Tubun yang masuk sisi Jakarta Pusat.

Sebelumnya, aparat gabungan dari TNI, Polisi dan Satpol PP berupaya untuk melakukan swab test kepada Imam Besar FPI Muhammad Rizieq Shibab, Sabtu 21 November 2020. Namun upaya itu gagal karena Rizieq menolak bertemu.

Berdasarkan data Satgas Covid-19 yang dirilis pada Jumat 19 November 2020 lalu, muncul klaster baru terkait kerumunan massa dari kegiatan Rizieq di tiga lokasi.

Salah satu kasus klaster baru itu adalah di Petamburan. Lurah Petamburan Setiyanto merupakan satu dari tujuh orang yang dinyatakan positif Corona diduga berasal dari klaster kerumunan di Petamburan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini