MINEWS, INTERNASIONAL – Kurang menderita apa lagi warga di Gaza, Palestina. Terisolasi oleh tembok Israel, kekurangan makanana, bom yang jatuh tak kenal waktu, sulitnya akses pendidikan, bahkan kini harus berurusan dengan masalah langkanya air bersih.
Dalam sebuah siaran pers yang diterbitkan Biro Pusat Statistik Palestina dan Otoritas Air Palestina disebutkan bahwa 97 persen air yang dipompa di Gaza tidak memenuhi standar kesehatan dan kualitas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Siaran pers itu menyebut air dari akuifer di Jalur Gaza juga tidak bisa dipompa melebihi 50-60 juta meter kubik per tahun. Padahal, data 2016 lalu menunjukkan penggunaan air mencapai 167,2 meter kubik untuk warga setempat.
Belum lagi masalah yang muncul di Tepi Barat menambah masalah krisis air berkualitas di Palestina. Air yang dipompa hanya mencapai 84,4 juta meter kubik sepanjang tahun di semua akuilifer.
Perlu diketahui, Palestina telah ditolak untuk mendapatkan akses ekstraksi air dari Sungai Yordan sejak 1967 yang seharusnya bisa memenuhi pasokan hingga 250 juta meter kubik.
Data juga menunjukkan alokasi harian dari air yang dikonsumsi adalah 82,3 liter per kapita setiap hari di Tepi Barat dan 84 liter per kapita setiap hari di Gaza. Ditambah presentase kebutuhan 47,5 persen air yang dipompa dari tanah untuk lahan pertanian.
Yang memprihatikan, air selama ini diperoleh melalui pemompaan yang tidak aman dan membahayakan kelanjutan sumber air. (Ryan)