MATAINDONESIA, JAKARTA – Hingga Sabtu, 21 November 2020, lebih dari 50 juta orang terpapar virus Corona di seluruh dunia.
Mengutip WHO, di Indonesia ratusan ribu orang telah dinyatakan positif COVID-19. Hal ini menyebabkan jumlah informasi mengenai COVID-19 semakin banyak. Demikian pula, jumlah informasi mengenai vitamin meningkat secara dramatis.
Hasil pencarian di mesin pencari Google untuk “vitamin covid” membuahkan lebih dari setengah miliar hasil. Tidak heran jika banyak orang berlomba-lomba untuk menjaga kesehatan mereka dengan mengonsumsi vitamin. Namun, apakah benar mengonsumsi vitamin mampu melawan paparan virus Corona?
Dilansir dari Parkview Health, terdapat 13 jenis vitamin yang diperlukan untuk tubuh manusia, antara lain vitamin A, C, D, E, K dan 8 vitamin B yang berbeda (B1, B2, B3, B5, B6, B7, B9, dan B12). Vitamin dibutuhkan agar tubuh dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, namun tubuh kita tidak mampu memproduksi vitamin sendiri. Vitamin hanya bisa didapatkan dari makanan tertentu atau suplemen vitamin.
Fungsi vitamin antara lain melawan infeksi, membantu proses pembekuan dan pengenceran darah, hingga meningkatkan metabolisme. Meskipun kaya akan manfaat, terlalu banyak mengonsumsi vitamin dapat berbahaya.
Mengonsumsi Suplemen Vitamin
Kebanyakan orang yang terkena COVID-19 dapat memulihkan diri dari rumah. Dikutip dari Harvard Health, beberapa perawatan yang sama saat terserang flu dapat dilakukan untuk membantu mengatasi COVID-19, seperti cukup istirahat, tetap terhidrasi dengan baik, dan minum obat untuk meredakan demam dan nyeri. Kendati begitu, COVID-19 memiliki efek yang lebih parah ketimbang flu biasa, seperti gangguan pernapasan, pembekuan darah yang tidak normal, dan peradangan. Berdasarkan hal itu, mengonsumsi vitamin dapat membantu mengurangi efek yang ditimbulkan.
Vitamin berperan penting untuk mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat. Dilansir dari SehatQ, ketika daya tahan tubuh kuat maka akan menghasilkan imun yang dapat melawan serangan penyakit, baik yang berasal dari bakteri atau virus. Sebaliknya, apabila daya tahan tubuh melemah, berbagai macam virus akan lebih mudah masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan infeksi. Sebagai upaya untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh, banyak orang akhirnya membeli suplemen vitamin.
Penting diingat, memilih suplemen vitamin yang hendak dikonsumsi harus mempunyai kualitas yang baik, memiliki standar BPOM atau sejenisnya, dan dengan dosis yang tepat.
Benarkah Vitamin C dan E Dapat Mencegah Infeksi Virus Corona?
Mengenai pencegahan, tidak ada bukti bahwa mengonsumsi vitamin C dan E akan membantu mencegah infeksi virus Corona.
Vitamin C adalah jenis vitamin yang penting untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Faktanya, kekurangan vitamin C dapat membuat kita lebih rentan terserang virus dan bakteri.
Sebuah studi jurnal medis PubMed Central menyebutkan, beberapa pasien COVID-19 di China yang sakit kritis telah diobati dengan vitamin C intravena (IV) dosis tinggi dengan harapan dapat mempercepat pemulihan. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang jelas bahwa itu berfungsi untuk pengobatan infeksi virus Corona.
Selain itu, pengobatan dengan vitamin C belum menjadi bagian dari standar penanganan COVID-19. Penelitian masih dilakukan di Cina untuk menentukan apakah perawatan ini berguna.
Mengonsumsi vitamin C dosis standar umumnya tidak berbahaya, namun dosis tinggi dapat menyebabkan sejumlah efek samping, seperti mual, kram, diare, dan peningkatan risiko batu ginjal.
Vitamin E adalah jenis vitamin yang memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan yang dapat memperkuat kekebalan tubuh untuk melawan infeksi virus ataupun bakteri. Tidak hanya itu, vitamin E juga dapat meningkatkan produksi antibodi untuk melawan penyakit dan menangkal radikal bebas.
Sumber makanan vitamin E antara lain sayuran hijau dan kacang-kacangan. Studi jurnal medis PubMed Central juga menjelaskan, orang lanjut usia dianjurkan mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin E karena berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh dan memberikan pertahanan terhadap infeksi. Terlebih, populasi lansia lebih rentan terhadap penularan COVID-19.
Meskipun vitamin C dan E memiliki manfaat dalam meningkatkan imunitas tubuh, sampai saat ini belum ada bukti bahwa kedua jenis vitamin tersebut dapat mencegah atau mengobati COVID-19. Mengonsumsi vitamin C dan E dilakukan untuk menjaga tubuh tetap sehat, yang diharapkan dapat mengurangi risiko rentan terpapar virus Corona.
Kebutuhan Vitamin Harian
Tidak terpenuhinya kebutuhan vitamin harian dapat membuat tubuh lemas, mudah Lelah dan terserang penyakit. Namun, mengonsumsi vitamin secara berlebihan juga dapat menimbulkan efek buruk pada tubuh.
Dilansir dari KlikDokter.com, beberapa vitamin yang larut dalam air, seperti vitamin B dan C, masih relatif aman jika dikonsumsi dalam jumlah yang melebihi kebutuhan harian, karena dapat dikeluarkan melalui air seni. Namun vitamin yang larut lemak seperti vitamin A, D, E, dan K akan mengendap di dalam lemak tubuh dan menimbulkan efek samping jika dikonsumsi secara berlebihan. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan vitamin harian, para ahli menyarankan untuk mengonsumsi berbagai jenis makanan yang bervariasi dengan menerapkan pola diet sehat dan seimbang.
Kebutuhan vitamin harian setiap orang berbeda-beda. Umumnya, kebutuhan vitamin C pada orang dewasa adalah 90 mg/hari. Sementara, kebutuhan vitamin B harian berkisar 1,2 mg/hari vitamin B1, 1,3 mg/hari vitamin B2, 16 mg/hari vitamin B3, 5 mg/hari vitamin B5, 1,3 mg/hari vitamin B6, 30 mcg/hari vitamin B7, 400 mcg/hari vitamin B9, dan 2,4 mcg/hari vitamin B12. Lalu, kebutuhan vitamin A berkisar 3000 IU/hari, vitamin D 600 IU/hari, vitamin E 33 IU/hari, dan vitamin K 120 mcg/hari.
Jadi, mengonsumsi vitamin untuk mencegah virus Corona itu tidak benar. Seperti dijelaskan Healthline dalam salah satu artikelnya, tidak ada suplemen, diet, atau modifikasi gaya hidup lain yang dapat mencegah penularan COVID-19 selain menjaga jarak (social distancing), menjaga kebersihan dan mengikuti protokol kesehatan.
Reporter: Safira Ginanisa