PM Thailand Bersumpah Takkan Lepaskan Jabatan meski Dikecam

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha secara tegas menolak seruan dari partai oposisi yang memintanya untuk mengundurkan diri. Pada sesi parlemen, Prayuth Chan-ocha dipanggil duna membahas protes yang menuntutnya menyerahkan jabatan Perdana Menteri.

Para pengkritiknya mengatakan bahwa Prayuth Chan-ocha merekayasa pemilu tahun lalu untuk mempertahankan tampuk kekuasaan yang dia rebut pada 2014 melalui kudeta. Sang Perdana Menteri sendiri sudah membantah tuduhan tersebut.

“Saya tidak akan lari dari masalah. Saya tidak akan meninggalkan tugas saya dengan mengundurkan diri pada saat negara sedang berada dalam masalah,” tegas Prayuth Chan-Ocha, melansir Reuters, Rabu, 28 Oktober 2020.

Salah satu pemimpin protes, Tatep Ruangprapaikitseree menilai bahwa sidang parlemen sama sekali tidak berguna.

“Saya tidak tahu dengan siapa saya harus berbicara karena tidak ada pemimpin. Mereka semua adalah pemimpin,” kata Ruangprapaikitseree.

Puluhan ribu orang telah turun ke jalan sejak pertangahan Juli lalu meminta mantan Penguasa Angkatan Darat itu mundur dari jabatannya. Bukan hanya itu, para pengunjuk rasa juga meminta reformasi monarki Thailand dengan membatasi kekuasaan Raja Maha Vajiralongkorn.

Para pengunjuk rasa menilai sistem yang diterapkan Raja Maha Vajiralongkorn kian memperkuat pengaruh militer dalam politik selama beberapa tahun belakangan ini. Pihak Istana Raja Maha Vajiralongkorn sendiri belum memberikan komentar sejak dimulainya aksi protes.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini