Usai Turki, Giliran Iran Kecam Prancis

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sejumlah negara Islam bereaksi menyusul keputusan Presiden Macron yang memberikan pembelaan atas hak untuk mempertunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana diketahui, Macron berjanji memerangi kelompok radikal Islam usai kematian guru sejarah di Prancis yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW kepada para muridnya dalam sebuah diskusi di kelas tentang kebebasan berbicara.

Sontak, presiden 42 tahun itu pun menuai protes dan kritik tajam negara-negara mayoritas Muslim. Situasi kian memanas manakala Macron mengatakan bahwa Islam merupakan agama yang tengah mengalami krisis di seluruh dunia.

Usai Turki, giliran Iran yang melayangkan kecaman terhadap Prancis. Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengecam sikap anti-Islam Presiden Macron. Menurutnya, Presiden Macron membuat Islamophobia kian subur berkembang.

“Muslim adalah korban utama dari ‘kultus kebencian’,” kata Mohammad Javad Zarif, melansir Tehran Times, Selasa, 27 Oktober 2020.

“Menghina 1,9 miliar Muslim dan kesucian mereka ‘untuk kejahatan menjijikkan dari ekstremis semacam itu adalah penyalahgunaan kebebasan berbicara. Itu hanya memicu ekstremisme,” sambungnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Survei Elektabilitas Bakal Calon Walkot Jogja yang Bertarung di Pilkada 2024, Sosok Ini Mendominasi

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menjelang Pilkada 2024 di DIY, sejumlah lembaga survei sudah bergeliat menunjukkan elektabilitas para bakal calon Wali Kota dan juga Bupati. Termasuk lembaga riset Muda Bicara ID yang ikut menunjukkan hasil surveinya. Lembaga yang diinisiasi oleh kelompok muda ini mengungkap preferensi masyarakat Kota Jogja dalam pemilihan Wali Kota Jogja 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini