Khawatir Komodo Terluka, Pulau Rinca Ditutup untuk Wisatawan Hingga Tahun Depan

Baca Juga

MATA INDONESIA, KUPANG – Pulau Rinca habitat komodo ditutup sementara untuk kegiatan wisata, sejak senin 26 Oktober 2020 sampai pertengahan tahun depan demi keselamatan hewan langka yang hanya ada di kawasan itu.

Kepala Balai Taman Nasional Komodo Lukita Awang Nistyantara mengungkapkan hal tersebut melalui surat pengumuman, senin.

Saat ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sedang melakukan penataan di Loh Buaya dengan melakukan sejumlah pembangunan sarana dan prasaran pendukung untuk menjadikan kawasan itu sebagai pariwisata premium.

Hal tersebut untuk melindungi Taman Nasional Komodo sebagai World Heritage Site UNESCO yang memiliki Outstanding Universal Value (OUV).

Sementara dalam surat pengumuman Lukita, pembangunan kawasan itu terdiri dari dermaga, pusat informasi wisata, jalan, jerambah, dan penginapan ranger serta naturalist guide.

Menurut Lukita, pembangunan sarana prasarana di lokasi itu tetap mengutamakan keselamatan satwa Komodo yang memang satu-satunya habitat hanya ada di daerah itu.

Untuk itu, dia menyatakan setiap hari melakukan pengarahan kepada petugas, pekerja maupun pengawas pembangunan.

Tujuannya jangan sampai terjadi kecelakaan kerja yang berdampak negatif kepada keselamatan satwa komodo di Loh Buaya.

Sebelumnya, di media sosial beredar gambar komodo yang menghadang truk pengangkut material pembangunan kawasan itu.

Saat ini diperkirakan ada 60 ekor komodo yang hidup di lembah Loh Buaya, Pulau Rinca, 15 di antaranya aktif berkeliaran di sekitar pulau tersebut.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Libur Panjang, Polres Kulon Progo Imbau Warga Antisipasi Bencana Alam

Mata Indonesia, Kulon Progo - Polres Kulon Progo, aktif memberikan edukasi kepada masyarakat terkait mitigasi bencana untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi akibat hujan deras berintensitas tinggi di wilayah tersebut.
- Advertisement -

Baca berita yang ini