PM Korea Selatan Pastikan Vaksin Bukan Alasan Kematian Warganya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Otoritas Korea Selatan menyatakan kematian seorang anak berusia 17 tahun tidak ada hubungannya sama sekali dengan vaksin yang ia terima belum lama ini.

Korban berjenis kelamin laki-laki itu termasuk yang pertama dilaporkan meninggal dunia setelah menerima vaksin. Akan tetapi badan forensik negara menyatakan tidak menemukan bukti bila vaksin tersebut telah menyebabkan kematian.

Perdana Menteri Korea Selatan, Chung Sye-kyun menyampaikan rasa belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan. Sang Perdana Menteri juga meminta dilakukan penyelidikan atas penyebab pasti kematiannya. Tetapi ia masih yakin tersebut tidak mungkin menjadi alasan.

“Sejauh ini para ahli mengatakan kemungkinan kecil bahwa kematian tersebut disebabkan oleh vaksin. Tetapi banyak warga yang tetap cemas,” kata Chung Sye-kyun, melansir BBC, Jumat, 23 Oktober 2020.

Korean Vaccine Society juga menyarankan agar vaksin tetap dilanjutkan. Akan tetapi, Asosiasi Medis Korea Selatan dan Serikat Pekerja Kesehatan meminta pemerintah untuk menunda program nasional tersebut, setidaknya hingga alasan kematian ditemukan.

“Kami setuju bahwa vaksinasi harus dilanjutkan. Kami tidak meminta pemerintah untuk sepenuhnya menghentikan pemberian vaksin, tetapi untuk sementara menangguhkannya, selama sekitar satu minggu untuk mengetahui penyebab pasti kematian,” kata salah satu pejabat Asosiasi Medis Korea Selatan, Min Yang-ki.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini