Ruang Kerja Menteri Perdagangan Digeledah KPK

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Ruang kerja Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita digeledah petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Sebagai bagian dari proses penyidikan perkara tindak pidana korupsi dugaan gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan dengan tersangka BSP (Bowo Sidik Pangarso),” kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah, Senin 29 April 2019.

Namun, Febri tidak mengungkapkan hubungan Bowo yang kader Golkar dengan Enggartiasto yang politisi Partai Nasdem pada kasus korupsi tersebut.

Bowo menjadi tersangka di KPK karena diduga menerima suap dari Marketing Manager PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK) Asty Winasti lewat seorang bernama Indung. KPK juga telah menetapkan Asty dan Indung menjadi tersangka.

Asty diduga menyuap Bowo Rp 1,5 miliar dalam enam kali pemberian serta Rp 89,4 juta yang diberikan Asty kepada Bowo melalui Indung saat operasi tangkap tangan terjadi. Suap itu diduga agar Bowo membantu PT HTK dalam proses perjanjian dengan PT Pupuk Indonesia Logistik.

Selain menerima suap, KPK juga menduga Bowo menerima gratifikasi Rp 6,5 miliar dari pihak lain sehingga total penerimaan Bowo berjumlah Rp 8 miliar. Total Rp 8 miliar itu kemudian disita dalam 400 ribu amplop di dalam puluhan kardus. Menurut KPK, uang itu diduga hendak digunakan sebagai serangan fajar Pemilu 2019.

Salah satu pejabat yang memberikan uang tersebut adalah Direktur Utama PT PLN nonaktif Sofyan Basir.

Selain itu, ada keterangan dari pengacara Bowo bahwa ada menteri yang memberikan uang tersebut. Anggota Partai Golkar itu memang mencalonkan diri lagi sebagai anggota legislatif untuk periode 2019 – 2024.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini