Tips Aman Puasa untuk Penderita Sakit Jantung

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Berpuasa memang wajib bagi umat muslim di Bulan Ramadan. Berpuasa juga memiliki sederet manfaat untuk tubuh termasuk bagi para penderita penyakit jantung.

Berpuasa memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan apalagi jika pola makan menjadi lebih teratur dengan asupan gizi yang lebih baik ketika berbuka atau sahur.

Lalu apa saja makanan yang harus diperhatikan bagi pengidap penyakit jantung agar tetap aman menjalankan puasa?

1. Tetap Minum obat teratur
Bagi pengidap penyakit jantung konsumsi obat yang sudah dianjurkan oleh dokter. Jangan hentikan obat-obatan yang diberikan oleh dokter. Kalau bisa minta juga sama dokter obat yang dikonsumsi saat sahur dan buka puasa.

Kemudian minum air putih putih tidak boleh berlebihan. Hal itu sebagaimana dikatakan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr Cut Arsy Rahmi SpJP-FIHA. Dianjurkan minum air putih 1,5 liter per hari atau disesuaikan dengan berat badan.

2. Pilih makanan kaya serta dan karbohidrat kompleks
Saat sahur pilih makanan mengandung serat antara lain dari sayuran atau karbohidrat kompleks seperti nasi merah atau gandum supaya tahan lapar lebih lama karena gulanya lebih lama dalam darah dan lebih stabil.

Kalau ingin menyantap makanan yang digoreng jangan lupa konsumsi sayuran. Karena kandungan fitosterolnya bisa membantu membuang kolesterol dari gorengan sehingga menghalangi penyerapan kolesterol jahat di dalam usus.

3. Aturan saat berbuka puasa

Saat berbuka puasa pilihlah kurma karena cepat meningkatkan gula darah dan lebih sehat dibanding minuman manis lainnya. Tubuh membutuhkan gula darah naik secara cepat setelah seharian puasa.

4. Hindari lemak tak sehat
Hindari saat berbuka atau sahur mengonsumsi lemak jenuh dan lemak trans tak sehat dari susu full cream, kulit ayam, daging sapi, santan, margarin, sampai gorengan. Karena dapat membuat kadar kolesterol jahat melonjak. Jenis makanan tersebut juga tinggi kalori dan tidak memberikan nilai gizi.

5. Tetap aktif bergerak dan rutin berolahraga
Tetap rutin seminggu dua kali untuk berolahraga. Ini bagus untuk menjaga jantung. Badan bisa jadi lebih bugar, dan kesehatan jantung lebih terjaga. Olahraga dan aktif bergerak dapat mencegah lesu dan tidak bersemangat saat menjalani puasa.

Reporter: Purwati Soleha

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini