Resep Es Cendol, Segar untuk Buka Puasa Hari Ini!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Es cendol bisa jadi menu buka puasa untuk Kamu hari ini. Rasanya yang manis plus disajikan dingin-dingin bisa melepas dahaga Kamu setelah seharian berpuasa.

Di masa pandemi COVID-19 ini, pastinya Kamu memliki banyak waktu di rumah. Dari pada beli di luar, mending bikin es cendol sendiri. Tidak hanya murah, tapi juga higienis.

BACA JUGA: Aneka Resep Manisan Kolang Kaling, Pas untuk Buka Puasa!

Berikut resep untuk membuat es cendol:

Bahan cendol:
1 lembar Daun Suji atau  1/2 sendok teh pewarna pandan
150 gram tepung beras atau tepung hunkwe
15 gram tepung tapioka atau tepung beras
700 mililiter air matang
2 gram garam
2 Block es batu

Bahan gula merah (saus cendol):
480 gram gula merah yang sudah diserut halus
130 gram gula putih
3 lembar daun pandan
10 gram Garam halus

Bahan tambahan:
1500 ml santan kelapa

BACA JUGA: Resep Es Gabus Pelangi, Si Legend yang Segar Buat Buka Puasa!

Cara membuat:

1. Campur daun suji dengan air (bisa diblender), lalu saring. Setelah itu masukan semua adonan untuk membuat cendol ke dalam panci.

2. Jika sudah, masaklah adonan cendol hingga mengental dan lengket. Waktu memasak yang diperlukan untuk mencapai konsistensi cendol sekitar 20-25 menit.

3. Kemudian siapkan panci atau wadah, lalu isi dengan air matang dan masukan es batu.

4. Siapkan cetakan cendol. Apabila tidak ada, bisa menggunakan saringan besi atau sendok penggorengan yang ada lubangnya atau yang biasa untuk meniriskan minyak.

5. Lalu cetak adonan cendol dengan cara ditekan ke air matang yang sudah diberi es sebelumnya.

6. Biarkan cendol jatuh ke dalam air es dan biarkan cendol mengeras dengan sendiri. Jika sudah saring cendol lalu sisihkan.

7. Untuk saus gula merahnya, larutkan semua bahan kecuali santan.

8. Jika sudah bisa langsung sajikan di gelas atau mangkuk.

9. Susunannya pertama beri es batu dalam gelas, lalu tuangkan cendol, disusul dengan saus gula jawa secukupnya lalu terakhir beri santan. Cendol siap dinikmati.

Selamat mencoba!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Judi Daring Ancam Ekonomi Keluarga: Saatnya Literasi dan Kolaborasi Jadi Senjata

Oleh: Ratna Soemirat* Fenomena judi daring (online) kini menjadi salah satu ancaman paling serius terhadap stabilitassosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Di tengah kemajuan teknologi digital yang membawakemudahan hidup, muncul sisi gelap yang perlahan menggerogoti ketahanan keluarga dan moral generasi muda. Dengan hanya bermodalkan ponsel pintar dan akses internet, siapa pun kini bisaterjerumus dalam praktik perjudian digital yang masif, sistematis, dan sulit diawasi. Pakar Ekonomi Syariah dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Satria Utama, menilai bahwa judi daring memiliki daya rusak yang jauh lebih besar dibandingkan bentukperjudian konvensional. Menurutnya, sasaran utama dari perjudian daring justru kelompokmasyarakat yang secara ekonomi tergolong rentan. Dampaknya langsung terlihat pada polakonsumsi rumah tangga yang mulai bergeser secara drastis. Banyak keluarga yang awalnyamampu mengatur pengeluaran dengan baik, kini harus kehilangan kendali keuangan karenasebagian besar pendapatan mereka dialihkan untuk memasang taruhan. Satria menjelaskan, dalam beberapa kasus, bahkan dana bantuan sosial (bansos) yang seharusnyadigunakan untuk kebutuhan pokok keluarga justru dihabiskan untuk berjudi. Hal ini, katanya, bukan lagi sekadar persoalan individu, melainkan ancaman nyata terhadap ketahanan ekonominasional. Ia menegaskan, ketika uang yang seharusnya digunakan untuk makan, biaya sekolahanak, atau keperluan kesehatan malah dipakai untuk berjudi, maka kerusakannya meluas hinggapada tingkat sosial yang lebih besar. Masalah ini juga diperparah dengan munculnya fenomena gali lubang tutup lubang melaluipinjaman online (pinjol). Banyak pelaku judi daring yang akhirnya terjebak utang karena tidakmampu menutup kerugian taruhan. Satria menilai bahwa bunga pinjol yang tinggi justrumemperparah keadaan dan menjerumuskan pelakunya ke dalam lingkaran utang yang sulitdiakhiri. Dalam banyak kasus, kondisi ini menyebabkan kehancuran rumah tangga, konflikkeluarga, hingga perceraian. Efek domino judi daring, katanya, sangat luas dan tidak hanyamerugikan pelakunya saja. Selain aspek ekonomi, Satria juga menyoroti persoalan perilaku konsumsi yang tidak rasional di kalangan masyarakat. Ia menilai bahwa budaya konsumtif yang tinggi membuat masyarakatlebih mudah tergoda dengan janji palsu “cepat kaya” yang ditawarkan oleh situs judi daring. Contohnya, jika seseorang rela mengeluarkan uang untuk rokok meski kebutuhan rumah tanggaterbengkalai, maka godaan berjudi dengan iming-iming hasil instan menjadi semakin kuat. Menurutnya, perubahan pola pikir masyarakat menjadi kunci utama untuk membentengi diri daribahaya ini. Lebih jauh, Satria menegaskan bahwa penanganan judi daring tidak cukup hanya denganpendekatan represif, seperti pemblokiran situs atau razia siber. Ia menilai langkah tersebutmemang penting, tetapi tidak akan menyelesaikan akar masalah tanpa adanya peningkatanliterasi ekonomi dan kesadaran digital masyarakat. “Permintaan terhadap judi daring itu besar, sehingga selama ada permintaan, pasokan akan terus bermunculan,” ujarnya dalam wawancara. Pemerintah, katanya, harus berani menyentuh aspek edukasi publik dengan memperkuat literasidigital, keuangan, dan moral agar masyarakat memiliki ketahanan terhadap jebakan dunia maya. Upaya memperkuat literasi digital dan kesadaran publik kini mulai mendapat perhatian dariberbagai pihak, termasuk dunia akademik. Salah satu contoh nyata datang dari UniversitasLampung (Unila) melalui inovasi bertajuk Gambling Activity Tracing Engine (GATE...
- Advertisement -

Baca berita yang ini