4 Keistimewaan Puasa Dibandingkan Ibadah Lainnya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Bulan Ramadan adalah bulan yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh umat Muslim karena banyak keutamaannya. Saat bulan Ramadan, umat islam diperintahkan Allah SWT untuk melakukan ibadah puasa.

Saat berpuasa umat Islam diperintahkan untuk menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa. Banyak riwayat menjelaskan bahwa ibadah puasa memiliki keistimewaan dibandingkan dengan ibadah-ibadah lainnya.

Salah satu riwayat tersebut adalah hadis qudsi yang artinya, “Semua amal perbuatan anak Adam-yakni manusia- itu adalah untuknya, melainkan berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan balasan dengannya.”

Hadis qudsi tersebut ingin menyampaikan bahwa ibadah puasa memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah SWT.

Kata “untuk-Ku” adalah bentuk penyandaran ibadah puasa kepada Allah SWT yang menunjukkan betapa puasa merupakan ibadah yang memiliki kedudukan lebih dibanding ibadah lainnya.

Berikut sejumlah keistimewaan ibadah puasa:

1. Puasa tidak terjerumus Riya (pamer)
Puasa adalah ibadah yang tidak terjerumus dalam riya (pamer). Hal ini sesuai sabda Rasulullah SAW, “Pada puasa tidak ada sifat riya (pamer).”

Puasa merupakan ibadah yang bersifat abstrak. Artinya ibadah puasa tidak memiliki gerakan yang bisa membedakan antara orang yang sedang berpuasa dengan yang tidak.

Meskipun puasa bisa terjerumus dalam sifat riya (pamer), itu pun hanya bisa diungkapkan dengan ucapan. Seperti misalnya ada orang berpuasa dan berniat memamerkan puasanya dengan berkata,”Saya ini sedang berpuasa, lho.” Berbeda dengan ibadah lainnya yang bila terjerumus dalam riya melalui gerakan atau pun ucapan.

2. Puasa melumpuhkan setan
Saat berpuasa, maka kita akan menahan diri untuk tidak makan dan minum sampai waktu Maghrib tiba. Ketika makanan dan minuman tidak masuk dalam tubuh, maka nafsu (syahwat) dalam diri akan terkendali.

Sementara nafsu (syahwat) merupakan pintu masuk utama bagi setan untuk menjerumuskan manusia dalam lembah maksiat. Rasulullahh SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya setan itu menyusup dalam aliran darah anak Adam, maka persempitlah jalan masuknya dengan lapar (puasa).”

3. Nikmat paling tinggi di akhirat
Dalam kitab Durrah an-Nashihin (hal. 13), Syekh Utsman Syakir dengan mengutip pernyataan Abul Hasan menjelaskan, bahwa semua amal ibadah akan mendapatkan balasan berupa surga. Berbeda dengan puasa, pahalanya adalah bersua langsung dengan Allah SWT di akhirat nanti, tanpa ada penghalang apapun.

4. Pahalanya dibalas langsung Allah SWT
Setiap amal ibadah sudah ditentukan besar pahala yang diperoleh, dari mulai dilipatkan 10 kali, 700 kali, dan sampai yang Allah kehendaki. Namun, ibadah puasa pahalanya tidak memiliki ketentuan khusus, hanya Allah yang tahu.

Reporter: Mala Komala

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Semua Pihak Perlu Bersinergi Wujudkan Pilkada Damai

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Pilkada tidak hanya sekadar agenda politik,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini