Ya Ampun! Irsyad Khamami Ngaku Beli Ganja 1 Kg untuk Stok Lebaran

Baca Juga

MINEWS, SURABAYA – Bulan suci Ramadan dan peringatan Hari Raya Idul Fitri sejatinya dirayakan untuk membersihkan hati dan menjauhi perbuatan tercela. Sayangnya hal itu tidak berlaku bagi Irsyad Khamami, mahasiswa sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Surabaya.

Namanya yang begitu Islami, tak membuat pria berusia 25 tahun ini untuk membeli paket narkoba jenis ganja seberat 1 kilogram. Ia diringkus BNN saat akan mengambil paket ekspedisi.

Plt Kasi Penindakan BNN Kota Surabaya Kompol Damar Bastiar mengatakan, pihaknya telah mengintai Irsyad selama tiga hari. Namun pada Minggu 19 Mei 2019, berhasil ditangkap di daerah Siwalankerto.

“Kita mengawasi pergerakan yang bersangkutan lebih dari seminggu. Kemudian kita menyanggong selama tiga hari. Mulai hari Jumat malam gagal dan akhirnya dapat minggu sore ini,” kata Damar di Surabaya, Minggu 19 Mei 2019.

Irsyad mengaku melakukan pemesanan dari jaringan bandar Aceh melalui paket ekspedisi dalam hal ini JNE. “Dan di tengah perjalanan (pengiriman paket) dia minta dikirim ke daerah Siwalankerto tepatnya di frontage road. Di sana kita lakukan penangkapan,” ujarnya.

Damar menambahkan, dari tangan tersangka pihaknya menyita ganja seberat 1 kg dan mempunyai kualitas bagus. Hal itu dibuktikan dengan bentuk daun ganja kering yang tidak terurai.

Tersangka mengaku rutin memesan ganja hampir setiap bulan. Selain untuk dipakai sendiri, ia juga mengedarkan di kalangan mahasiswa.

Sedangkan untuk pemesanan 1 kg ini, ia mengungkapkan untuk stok selama Lebaran. “Kalau pesanan ini digunakan untuk stok lebaran. Nggak banyak pemesanan tapi saya utamakan buat saya sendiri selebihnya baru saya jual,” kata Irsyad.

“Sudah setahun jualan (ganja). Saya edarkan juga ke teman-teman mahasiswa dengan harga Rp 100 sampai Rp 200 ribu. Kenal jaringan (pemesanan) dari online belinya Rp 1,4 juta tiap bulan sekali,” ujar tersangka lagi.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini