MATA INDONESIA, SAADA – Sedikitnya 70 orang dilaporkan meninggal dunia dalam serangan udara di sebuah penjara di Yaman. Sementara itu di tempat lain, tiga anak meninggal dunia dalam serangan terpisah ketika konflik Yaman mengalami eskalasi kekerasan yang dramatis pada Jumat (21/1).
Pemberontak Houthi merilis rekaman video mengerikan yang menunjukkan mayat-mayat di reruntuhan dan mayat-mayat yang hancur akibat serangan udara di penjara, yang meratakan gedung-gedung di penjara di jantung utara Saada.
Lebih jauh ke selatan di kota pelabuhan Hodeida, anak-anak tak berdosa ketika serangan udara oleh koalisi pimpinan Saudi menghantam fasilitas telekomunikasi saat mereka bermain di dekatnya, kata Save the Children.
“Anak-anak dilaporkan sedang bermain di lapangan sepak bola terdekat ketika rudal menghantam,” kata Save the Children, melansir France24.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan laporan peningkatan serangan udara koalisi di daerah berpenduduk sangat mengejutkan.
Serangan itu terjadi setelah Houthi membawa perang tujuh tahun ke fase baru dengan mengklaim serangan pesawat tak berawak dan rudal di Abu Dhabi yang menewaskan tiga orang pada Senin (17/1).
Pekerja bantuan mengatakan rumah sakit di Saada kewalahan setelah serangan di penjara, dengan satu menerima 70 orang tewas dan 138 terluka, menurut Doctors Without Borders.
“Masih banyak mayat di lokasi serangan udara dan banyak orang hilang. Tidak mungkin untuk mengetahui berapa banyak orang yang terbunuh. Itu adalah tindakan kekerasan yang mengerikan,” kata Kepala Misi Doctors Without Borders di Yaman, Ahmed Mahat.
Perang saudara Yaman dimulai tahun 2014 ketika Houthi turun dari pangkalan mereka di Saada untuk menyerbu ibu kota Sanaa, mendorong pasukan pimpinan Aran Saudi untuk campur tangan guna menopang pemerintah pada tahun berikutnya.
Ketegangan meningkat dalam beberapa pekan terakhir setelah Brigade Raksasa yang didukung UEA mengusir pemberontak keluar dari provinsi Shabwa, merusak kampanye berbulan-bulan mereka untuk merebut kota utama Marib lebih jauh ke utara.
Perang saudara Yaman telah menjadi bencana bagi jutaan warganya yang telah meninggalkan rumah mereka, dengan banyak yang hampir kelaparan dalam apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
PBB memperkirakan perang tersebut telah menewaskan sebanyak 377.000 jiwa pada akhir tahun 2021, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kelaparan dan penyakit.