MATA INDONESIA, JAKARTA – Kinerja ekspor Indonesia kembali mencatatkan hasil positif. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Indonesia per Februari 2020 tercatat mencapai 13,94 miliar dolar AS, atau naik 2,24 persen dibanding Januari.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti menyebut, secara tahunan atau year on year (yoy), ekspor nasional meningkat 11 persen.
“Kalau kita lihat secara mtm (month to month) atau dibandingkan Januari, ekspor migas turun 0,02 persen dan nonmigas naik 2,38 persen. Sedangkan secara yoy, ekspor migas turun 26,51 persen dan nonmigas baujb14,64 persen,” kata Yunita di Jakarta, Senin 16 Maret 2020.
Peningkatan nilai ekspor ini terjadi di semua sektor. Pada pertanian, ekspor naik 0,91 persen mtm, lalu industri pengolahan naik 2,73 persen mtm, ekspor pertambangan dan lainnya menanjak 0,53 persen mtm. Sementara, ekspor migas turun 0,02 persen.
Kemudian, berdasarkan struktur ekspor menurut sektor, ekspor nonmigas menyumbang 94,14 persen dari total ekspor pada Februari 2020. Terdiri dari industri 79,11 persen, tambang 12,89 persen, dan pertanian 2,14 persen. Sedangkan migas 5,86 persen.
Yunita berkata, komoditas yang naik di antaranya logam mulia, perhiasan atau permata, kendaraan dan bagiannya, lemak dan minyak hewan nabati, barang tekstil, serta bahan bakar mineral. Kemudian komoditas ekspor yang turun meliputi pakaian dan aksesori rajutan, pulp dan kayu, tembaga dan barang daripadanya, alas kaki, serta besi dan baja.
Peningkatan ekspor terbesar pada Februari lalu ke negara Singapura, kenaikannya sebesar 281,5 juta dolar AS. Disusul Malaysia yang meningkat 89,7 juta dolar AS.
Sementara penurunan ekspor terdalam yakni ke Cina, penurunannya menembus 245,5 juta dolar AS. Sebab, ekspor beberapa komoditas seperti tembaga dan pulp kayu menurun ke sana, termasuk wabah corona.
Eksport naik, utang naik, apa yang salah?