Wenger Kenang Momen Pahit Akhir Musim

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Mantan pelatih Arsenal, Arsene Wenger mengeluarkan fakta mencengangkan. Diungkapkan Sang Professor –julukan Arsene Wenger, di akhir musimnya di Emirates Stadium ia kerap mendapat kritik brutal dan tidak bisa dibenarkan.

Dipercaya menukangi Arsenal sejak 1996 hingga 2018, Wenger sukses mempersembahkan sejumlah gelar. Yang akan selalu terkenang tentu saja kesuksesannya membawa Arsenal merengkuh trofi Premier League musim 2003-2004 dengan status unbeaten alias tak terkalahkan!

Sayang, di akhir masa baktinya Wenger justru menerima begitu banyak kritik. Sejumlah penggemar juga kerap meneriakkan “Wenger Out”. Hal ini membuat Wenger merasa tak dihargai atas apa yang telah ia capai selama masa pengabdiannya.

“Permusuhan sebagian penggemar dan dewan direksi tidak bisa dibenarkan. Saya merasa seolah-olah saya membangun pusat pelatihan dan stadionnya sendiri, bata demi bata.. itu sangat sulit dan brutal,” kata Wenger, melansir Sportsmole, Rabu, 21 Oktober 2020.

“Ketika Anda pulang setelah kekalahan, Anda memikirkan jumlah orang yang terluka, Anda memiliki rasa bertanggungjawab, dan rasa bersalah. Arsenal adalah masalah hidup dan mati bagi saya. Dan tanpanya ada beberapa saat yang sangat sepi, sangat menyakitkan,” sambungnya.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini