Waspada, Teroris Manfaatkan Berbagai Celah untuk Alirkan Dana

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Teroris kerap memanfaatkan celah untuk melancarkan aksinya termasuk mengalirkan dana. Western Union (WU) misalnya, bisa digunakan oleh teroris sebagai alat untuk mengalirkan dana untuk aksi teror. Hal ini pernah terkuak pada pada tahun 2019 lalu, yaitu ditemukannya aliran dana dari luar negeri yang mendanai kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Pengamat intelijen dan terorisme Stanislaus Riyanta menegaskan bahwa hal ini sangat memungkinkan mengingat proses dari WU yang dinilai cukup mudah.

“JAD berafiliasi dengan kelompok tran nasional ISIS, yang tentu juga mempunyai jaringan di luar negeri. Jika ada donatur kemudian dikirim menggunakan WU itu sangat memungkinkan dan memang sangat mudah prosesnya,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Selasa 30 Maret 2021.

Kemudahannya membuat sosok otak aksi teror dari JAD yaitu Saefullah mampu menerima beberapa kiriman dana dari berbagai macam negara. Eks Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Deddy Prasetyo pernah mengemukakan bahwa ada Saefulah telah menerima dana dari beberapa negara di dunia untuk diteruskan ke rekannya sesama teroris.

“Saefullah ini menerima beberapa kiriman dana seperti dari negara Trinidad Tobago sebanyak 6 kali, Maldives 2 kali, Venezuela 1 kali, Jerman 2 kali, dan Malaysia 1 kali. Uangnya diteruskan Novendri untuk ke kelompok JAD dan MIT,” kata Dedi.

Total dana yang diterima dari jaringan teroris luar negeri sebesar Rp 413.169.857. Uang tersebut dikirim sejak Maret 2016 hingga September 2017 melalui Western Union (WU).

Dedi menegaskan bahwa pengirim dari Trinidad Tobago bernama Yahya Abdal Karim, Fawaaz Ali, Keberina Deonarine, Ricky Mohammed, Ian Marvin Bailey, dan Furkan Cinar. Sementara pengirim dari Maldives bernama Ahmed Afrah dan Muslih Ali.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini