MATA INDONESIA, JAKARTA – Para pendukung setia ISIS sejatinya membutuhkan pendukung untuk menopang geraka mereka, salah satunya adalah menyebarkan ideologi radikal. Hal ini dianggap sebagai kesempurnaan dalam beragama. Mantan narapidana terorisme dan penulis buku Internetistan Arif Budi Setyawan menganggap oknum pendukung ISIS yang berbahaya adalah mereka yang sedang berada di penjara serta memiliki akses internet.
“Di antara para anshar daulah (pendukung ISIS) penyebar virus ekstremisme yang paling berpotensi atau paling berbahaya adalah mereka yang sedang dipenjara dan punya akses internet,” kata Arif kepada Mata Indonesia News, Rabu 24 Februari 2021.
Arif menilai bahwa status mereka yang tidak memiliki kesibukan menjadi pendorong untuk fokus menyebarkan virus ekstremisme, meski berada di dalam penjara sekalipun.
Ia menilai bahwa di dalam penjara mereka berpotensi bertemu dengan sesama tahanan yang memiliki pemahaman serupa yaitu radikalisme dan ekstremisme. Mereka punya waktu untuk belajar dan berdiskusi bersama. Mantan napiter ini juga menegaskan bahwa kondisi tahanan yang penuh bisa menjadi ancaman serius bagi penyebaran ekstremisme.
“Negara sudah menyadari bahwa berkumpulnya mereka dalam satu tempat terlebih dengan adanya smartphone merupakan ancaman dalam penyebaran virus ekstremisme,” kata Arif.
Maka ia menekankan agar tahanan yang dinila berbahaya sepatutnya ditempatkan dalam penjara dengan tingkat keamanan yang tinggi. Seperti misalnya satu orang tahanan berada dalam satu sel dan diawasi oleh CCTV.
Tentu hal ini hanya sebagian kecil dari upaya yang ditawarkan, karena untuk mengantisipasi pergerakan terorisme secara keseluruhan diperlukan sinergi antara aparat penegak hukum serta masyarakat agar akar terorisme bisa dicegah dari hulu hingga ke hilir.