Waspada Modus Eksploitasi Anak Lewat Media Sosial

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Eksploitasi anak di bawah umur di Jakarta Barat (Jakbar) dan Jakarta Selatan (Jaksel) yang berawal dari penggunaan media sosial dibongkar Polri.

Pelaku dengan anak di bawah umur mulai berkenalan melalui beberapa platform media sosial seperti Facebook, Instagram, MiChat, Twitter dan Whatsapp. Komunikasi antar keduanya berlanjut intens hingga berlanjut pada tahapan pelaku yang akhirnya membuat akun aplikasi MiChat.

“Pelaku sebagai joki atau pencari tamu menawarkan korban kepada laki-laki melalui apliksi MiChat dengan cara booking online,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, Kamis 25 Februari 2021.

Lima belas tersangka telah ditahan di Rumah Tahanan Polda Metro Jaya. Mereka dikenakan Pasal 88 juncto Pasal 76 I Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 10 tahun penjara dan denda maksimal Rp 200 juta.

Para tersangka juga dikenakan Pasal 296 KUHP dan atau Pasal 506 KUHP terkait prostitusi dengan ancaman satu tahun penjara.

Sementara itu, sebanyak 91 anak di bawah umur dan 191 perempuan dewasa diamankan dan dititipkan ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).

Terbongkarnya kasus ini karena sudah terendus oleh Subdit V Renakta Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya. Eksploitasi anak di bawah umur ini dilaporkan sejak 7 Januari hingga 23 Februari 2021.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini