JAKARTA — Pentingnya seluruh masyarakat terus waspada terhadap berita hoaks pemecah belah persatuan serta terus berupaya untuk bersama mewujudkan Pilkada lancar dan demokratis.
Penyebaran berita hoaks semakin mengancam stabilitas sosial dan persatuan masyarakat menjelang Pilkada 2024.
Prof. Dr. Ferdinand Kerebungu, M.Si., pengamat sosial kemasyarakatan, menilai bahwa media sosial, yang sejatinya merupakan sarana berbagi informasi, kini disalahgunakan untuk menyebarkan hoaks.
“Media sosial menjadi ajang adu domba dan polarisasi,” tegasnya.
Pihak-pihak tertentu dengan sengaja memanfaatkan media sosial guna menciptakan kekacauan politik atau membentuk opini negatif terhadap kandidat dalam Pilkada Serentak 2024.
Oleh karena itu, Prof. Kerebungu mengajak masyarakat untuk lebih kritis dan bijak menyaring informasi yang tersebar di media sosial.
“Jangan mudah percaya dengan informasi yang belum terverifikasi. Lebih baik mencari informasi dari sumber yang kredibel,” katanya.
Prof. Kerebungu juga menyoroti pentingnya peran pemerintah dan lembaga terkait dalam mengedukasi masyarakat tentang literasi digital.
Menurutnya, instansi terkait perlu lebih proaktif memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya berita hoaks, terutama yang dapat memecah belah persatuan dalam ajang kontestasi politik lokal.
Ia menyebut, upaya menjaga kestabilan sosial selama Pemilihan Kepala Daerah dapat terlaksana jika masyarakat aktif berperan serta menjaga keamanan dengan tidak menyebarkan isu-isu provokatif.
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Lodewijk Freidrich Paulus, juga menekankan pentingnya Pilkada 2024 yang beririsan dengan program strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
“Pilkada ini menjadi lebih strategis karena bersamaan dengan program 100 hari pertama Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran,” ujarnya.
Menurut Lodewijk, seluruh elemen bangsa perlu mendukung pesta demokrasi tersebut agar berjalan aman dan kondusif.
Khususnya, generasi muda atau Generasi Z diharapkan berperan sebagai pelopor literasi digital dan menjadi penggerak masyarakat dalam menghadapi penyebaran hoaks yang dapat mengganggu kelancaran Pemilihan Kepala Daerah.
Akademisi Universitas Warmadewa, Dr. I Nengah Muliarta, S.Si., M.Si., juga menegaskan bahwa Generasi Z memiliki peran strategis dalam memerangi hoaks selama Pilkada 2024.
Ia menjelaskan bahwa generasi ini, yang tumbuh di era digital, memiliki akses luas terhadap teknologi dan informasi.
“Generasi Z dapat bekerja sama dengan berbagai organisasi untuk mengadakan kampanye literasi digital. Mereka bisa menyebarkan informasi akurat dan mengedukasi teman sebaya,” jelasnya.
Muliarta menambahkan, literasi digital di kalangan generasi muda ini sangat diperlukan guna mencegah polarisasi yang berpotensi menciptakan ketegangan sosial.