Wajib Tahu! Suka Ngorok Saat Tidur Percepat Proses Penuaan

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Setiap orang pasti pernah mengalami ngorok saat tidur. Kadang hal ini sudah menjadi kebiasaan sebagian orang. Namun, tahukah kamu, Disamping suaranya yang mengganggu, ada alasan lain kamu harus mencoba untuk berhenti mengorok.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Sleep belum lama ini menunjukkan bahwa mengorok yang tergolong dalam sleep apnea, bisa mempercepat proses penuaan.

Ngorok atau sleep-disordered breathing dikatakan sebagai kelainan respirasi saat tidur karena kurangnya asupan oksigen yang menjadikan aliran darah tidak stabil. Studi tersebut memperlihatkan mereka yang memiliki kebiasaan mengorok memiliki usia biologis yang lebih tua 215 hari dari umur mereka.

“Usia biologis mereka menjadi tidak sama dengan usia sebenarnya. Data kami menyediakan bukti yang menunjukkan adanya efek fisiologis dan kesehatan yang merugikan dari gangguan pernapasan saat tidur yang tidak diobati,” kata Xiaoyu Li, penulis utama studi dari Brigham and Women’s Hospital dan Harvard T.H. Chan School of Public Health, dikutip dari Medical News.

Dalam penelitian ini, ilmuwan mengalanisis darah dari 622 partisipan. Para tim memantau metilasi DNA peserta dan kebiasaan tidur mereka. Hasil menunjukkan wanita lebih cenderung mengalami percepatan usia biologis yang terkait dengan gangguan pernapasan saat tidur daripada pria.

“Wanita sering dianggap berisiko lebih rendah untuk hasil kesehatan terkait dengan gangguan pernapasan saat tidur, temuan kami menunjukkan hal kebalikannya,” katanya.

Sampai saat ini, gangguan pernapasan saat tidur biasanya tidak terdianosis dan tidak terobati. Untuk itu, peneliti berharap dengan adanya temuan ini, mereka yang memiliki masalah saat tidur akan mengunjungi para ahli.

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini