Wajar Harga Jagung Sedang Mahal, Produksinya Masih Terbatas

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Harga jagung di pasaran saat ini tengah dalam kondisi mahal, sehingga berdampak pada sektor lain seperti harga pakan untuk unggas, hingga meroketnya harga jual daging ayam.

Namun, kenaikan harga jagung bukan tanpa alasan. Produksi komoditas yang satu ini tengah terbatas.

Ketua Umum Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) Sholahuddin mengatakan, panen jagung masih tebatas hanya berada di wilayah luar Jawa seperti Dompu atau Bima di NTB saja. Sementara di Jawa, sudah selesai pada Februari dan Maret lalu.

“Sekarang di Jawa jagung baru berumur sekitar 60 hari, satu bulan lagi baru akan panen,” kata Sholahuddin, seperti dikutip dari Republika, Rabu 21 April 2021.

Ia menyebut, rata-rata harga jagung berdasarkan pantauan APJI berada pada kisaran Rp 4.500-Rp 4.750 per kilogram (kg) di tingkat petani. Adapun acuan harga jagung dari pemerintah paling murah Rp 2.500 untuk kadar air 35 persen dan Rp 3.150 per kg untuk kadar air 15 persen.

Namun, sebenarnya penurunan produksi jagung tahun ini sudah diprediksi sejak 2020 lalu.

Faktor penyebabnya adalah gangguan penyakit hingga hama tikus, ditambah cuaca ekstrem yang menghambat produksi.

“Tahun ini curah hujan tinggi, petani tidak ada yang berani simpan jagung takut rusak. Akhirnya dia jual dengan risiko harga rendah. Disaat sudah musim panas, jagung sudah tidak ada lagi,” ujarnya.

Menurutnya, sekalipun harga saat ini tinggi, tidak banyak petani yang bisa merasakan keuntungan. Pasalnya produksi sedang minim. Petani, kata dia, juga banyak yang tidak melakukan penanaman jagung lantaran mengalami kerugian dalam dua kali masa tanam sebelumnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Ancaman Radikalisme Jelang Pilkada Papua 2024

Jayapura – Masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap potensi munculnya ancaman radikalisme, terorisme serta tindakan intoleransi jelang Pilkada Serentak 2024. Menjelang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini