Waduh, Mayoritas Pekerja Imigran di Israel Alami Pelecehan Seksual

Baca Juga

MATA INDONESIA, TEL AVIVKomite Khusus Parlemen Israel (Knesset) tentang pekerja asing melaporkan bahwa hampir semua pekerja pertanian asing di Israel mengalami serangan atau pelecehan seksual.

Tingkat pelecehan seksual tersebut terungkap melalui laporan yang diterbitkan oleh badan tersebut. Sang penulis mengeluarkan peringatan bahwa “Negara Israel telah meninggalkan para pekerja perempuan ini”.

Disusun oleh pakar imigrasi, Dr Yahel Kurlander dan Dr Shahar Shoham, laporan tersebut menemukan bahwa 100 persen pekerja pertanian asing mengalami pelecehan seksual. Dari 654 pekerja asing Thailand yang diperiksa, semuanya mengaku pernah mengalami pelecehan seksual.

Setidaknya ada lebih dari 25 ribu pekerja imigran asal Thailand bekerja di Israel. Mayoritas dari mereka bekerja untuk sektor industri pertanian dan jumlah pekerja perempuan yang mengalami pelecehan seksual kemungkinan jauh lebih tinggi.

“Negara Israel telah meninggalkan wanita-wanita ini. Seorang wanita yang ingin mengeluh tidak memiliki tindakan yang jelas,” kata Dr Yahel Kurlander, melansir Middle East Monitor.

Saat ini, tampaknya tidak ada sarana yang aman bagi para pekerja asing yang menjadi korban pelecehan seksual untuk mengajukan pengaduan. Para pekerja ini khawatir kehilangan pekerjaan dan tempat tinggal usai melaporkan apa yang mereka alami kepada pihak berwenang.

“Jika seorang pekerja asing diharuskan berhenti dari pekerjaannya karena pengaduan yang dia ajukan, dia sebenarnya juga kehilangan tempat tinggalnya,” kata Shiri Lev-Ran, komisaris hak-hak pekerja asing di Kementerian Ekonomi. .

Perwakilan dari National Insurance Institute (NII) dan Polisi Israel mengakui bahwa sistem mereka tidak memiliki data yang diperlukan untuk pengaduan dari pekerja asing dan imigran. Sebuah diskusi tindak lanjut diharapkan atas kegagalan tersebut.

Risiko meningkatnya pelecehan seksual terhadap pekerja asing di Israel telah diprediksi tahun lalu ketika pemerintah menyetujui kesepakatan baru untuk mengawasi arus migrasi. Proses tersebut diambil dari pengawasan badan migrasi PBB (IOM) dan ditempatkan di tangan Israel dan Departemen Ketenagakerjaan Thailand (DOE).

Kekhawatiran juga telah berkembang atas meningkatnya pelecehan seksual di dalam tentara Israel. Di mana telah terjadi peningkatan sebanyak 24 persen dalam pelecehan seksual.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Semua Pihak Perlu Bersinergi Wujudkan Pilkada Damai

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Pilkada tidak hanya sekadar agenda politik,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini