Waduh, Luas Lahan Terbakar di Riau Sudah Tembus Lebih 5.000 Hektare

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Kebakaran hutan dan lahan benar-benar menjadi momok bagi warga Riau saat kemarau telah tiba.

Menurut data BPBD Riau, sejak Januari 2019 ada peningkatan luas lahan yang terbakar. Tercatat luas lahan yang dilahap si jago merah itu sudah tembus 5.156,88 hektare. Parah!

Menurut Kepala BPBD Riau Edwar Sanger, bertambahnya luasan lahan terbakar karena ada peristiwa kebakaran yang baru terjadi lagi. Ada di Rokan Hilir, Pekanbaru, Bengkalis dan daerah lainnya.

“Ada juga lahan terbakar yang belum bisa dipadamkan, lalu tambah meluas, seperti di Siak, yang mencapai 6 hektare,” kata Edwar, Kamis 15 Agustus 2019

Edwar menjelaskan secara rinci, untuk di Pekanbaru, kebakaran lahan terjadi di Jalan Pinang, Kelurahan Bandar Rayaseluas 5 ha. Sedangkan di Kampar, api melahap lahan di Jalan Bupati Desa Tarai Bangun seluas 2 ha.

Sedangkan di kilometer 3 Dayun Kabupaten Siak, lahan terbakar meluas hingga 6 hektare, belum padam. Sementara di Indragiri Hilir, kebakaran lahan terjadi Desa Mumpa, 3 ha. Di Dumai, api melahap 2,5 ha lahan di kelurahan Bukit nenas, dan di Kelurahan Bukit Timah seluas 2,5 ha.

Paling luas adalah di Desa Tanjung Peranap Kabupaten Kep Meranti yakni 10 ha. Sedangkan di Rokan Hilir, lahan terbakar di Kepenghuluan (Desa) Bagan Sinembah 3 ha. Di Bengkalis, lahan terbakar di Desa Darul Aman seluas 8 ha,” ucap Edwar.

Secara keseluruhan, atau rekapitulasi kebakaran lahan di Riau terluas masih terjadi di Bengkalis yang mencapai 1.565,28 Ha. Selanjutnya Rokan Hilir menempati posisi kedua yang menyumbang kebakaran terluas di Riau mencapai 1.094,45 ha.

Wilayah lainnya yang mengalami kebakaran adalah Siak 676,4 Ha, Dumai 315,75 ha, Rokan Hulu 8,25 ha, Kepulauan Meranti 267,7 ha, Pekanbaru 100,29 Ha, Kampar 148,78 Ha, Pelalawan 221 Ha, Indragiri Hulu 139 Ha, Indragiri Hilir 609,85 Ha, dan Kuantan Singingi 5,1 ha.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini