MATA INDONESIA, MOSKOW – Vladimir Putin dilaporkan memasukkan unit lumba-lumba militer ke dalam senjata perang melawan Ukraina. Unit lumba-lumba militer ini dilatih untuk menyerang musuh yang menyelam.
Upaya perang Presiden Rusia digucang dengan hancurnya Jembatan Kerch yang menghubungkan Rusia dengan Krimea yang diduga akibat serangan dari Ukraina.
Spekulasi mengenai modus serangan telah meningkat, dengan beberapa menyarankan operasi rahasia oleh tim khusus di militer Ukraina dan lain-lain meningkatkan kemungkinan rudal jarak jauh.
Saat ini Jembatan Kerch dijaga di semua lini dengan sistem pertahanan rudal, jet tempur, kapal perang, penyelam militer dan artileri berat.
Ledakan ini telah membawa peran lumba-lumba militer kembali ke fokus yang tajam.
Dalam satu video CCTV, gelombang kecil muncul di bawah jembatan tepat sebelum bahan peledak diledakkan, memicu spekulasi tantng kemungkinan pasukan khusus Ukraina menggunakan kapal atau drone berbasis air untuk meluncurkan serangan.
Ini persis jenis serangan yang diduga telah dilatih oleh lumba-lumba angkatan laut untuk dicegat, dengan laporan bahwa mamalia tersebut berpatroli di perairan melintasi Azov dan Laut Hitam siap memburu musuh.
Spekulasi lebih lanjut tentang penggunaan mamalia muncul ketika gambar satelit menunjukkan dua kandang lumba-lumba dipindahkan ke pangkalan angkatan laut pelabuhan Sevastopol Rusia.
Rusia mempunyai sejarah melatih lumba-lumba untuk tujuan pertahanan termasuk pembersihan ranjau bawah laut dan perlindungan situs militer dan kapal dari ancaman penyelam musuh manusia.
Pemerintah Rusia pertama kali mulai mengeksplorasi penggunaan mamalia laut secara militer di pangkalan angkatan laut Sevastopol selama era Soviet.