Viral Suporter Indonesia Berikan Kartu Merah kepada Wasit di Singapore Open

Baca Juga

MATA INDONESIA, SINGAPURA – Ada pemandangan unik di pertandingan semifinal Singapore Open 2022 yang mempertemukan dua ganda putra Indonesia. Salah satu suporter Indonesia, Pak Yanto, memberikan kartu merah pada umpire (wasit).

Insiden itu terjadi saat pertandingan antara Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan melawan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin. Pak Yanto mengeluarkan kartu merah dari kantongnya yang ditujukan kepada umpire.

Pak Yanto, yang duduk di tribun sebelah kiri, sepertinya kesal dengan lamanya pertandingan tertunda. Momen ini terjadi saat kedudukan 17-17 di gim ketiga. Leo yang melakukan service dinyatakan out. Dia meminta challenge, dan hasilnya memang out.

Tapi, umpire justru mengurangi poin Leo/Daniel menjadi 16 dan Ahsan/Hendra 19. Kedua pasangan sempat memberitahu umpire poin yang sebenarnya harusnya adalah 18-17 untuk keunggulan Ahsan/Hendra. Wasit mencoba memperbaiki papan skor, tapi kesulitan.

Beberapa kali umpire mencoba mengubah skor, 17-17, 16-19, dan satu kali sudah benar 18-17. Tapi, papan skor menunjukkan giliran Leo/Daniel yang melakukan service dimana seharusnya Ahsan/Hendra.

Penonton pun bersorak melihat kesalahan teknis pada papan skor. Setelah sekitar delapan menit, akhirnya permasalahan tersebut bisa diatasi. Dalam tayangan video, tampak Pak Yanto, suporter Indonesia yang hampir selalu hadir di turnamen-turnamen dunia, mengeluarkan kartu merah untuk umpire karena waktu jeda yang terlalu lama.

Aksi Pak Yanto itu viral di media sosial terutama Twitter. Pada akhirnya, pertandingan ini dimenangkan Leo/Rolly dan akan menghadapi Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di final.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini