MATA INDONESIA, LONDON – Pejabat Inggris menyatakan bahwa salah satu jenis virus corona baru yang pertama kali ditemukan di India sebagai varian yang mengkhawatirkan. Pernyataan tersebut berdasarkan bukti bahwa virus itu menyebar lebih cepat daripada virus asli.
Ilmuwan dan dokter di Inggris juga telah menyatakan bahwa jenis virus corona yang pertama kali ditemukan di India –yang dikenal sebagai B.1.617.2, ditetapkan sebagai varian yang menjadi perhatian, karena tampaknya telah menyebar lebih cepat di Negeri Ratu Elizabeth daripada varian lainnya.
Varian asli India, yakni B.1.617, pertama kali terdeteksi pada Oktober 2020. Namun, Public Health England (PHE) telah mengategorikan tiga subtipe berbeda, di mana semuanya dengan mutasi yang sedikit berbeda.
“Meskipun B.1.617.2 tampaknya dapat ditularkan seperti varian Kent yang memicu sebagian besar gelombang COVID-19 kedua di Inggris, tetapi tidak ada bukti bahwa ia kebal terhadap vaksin saat ini,” kata seorang sumber, melansir BBC, Jumat, 7 Mei 2021.
Varian lain yang menjadi perhatian termasuk varian yang pertama kali diidentifikasi di Kent, Inggris tenggara, yakni varian virus corona dari Afrika Selatan dan Brasil.
Hingga Jumat (7/5), infeski virus corona global tercatat sebanyak 156,672,876 kasus dengan kematian mencapai 3,3 juta jiwa. Namun, angka kematian ini masih menjadi perdebatan.
Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan (IHME) Universitas Washington memperkirakan jumlah pasien meninggal akibat virus mematikan tersebut dua kali lipat dari jumlah yang dilaporkan. IHME menyebut ada sekitar 6,9 pasien di seluruh dunia yang merenggang nyawa.
IHME –yang merupakan organisasi penelitian kesehatan independen yang memberikan barometer dari masalah kesehatan dunia, mengatakan mayoritas negara hanya mencatat kasus virus corona yang berada di rumah sakit. Padahal, banyak pasien terinfeksi yang mungkin belum terdata secara resmi.