Usai Tragedi Bom, Umat Islam Sri Lanka Diliputi Kecemasan

Baca Juga

MINEWS, INTERNASIONAL – Pasca teror bom yang terjadi di sejumlah hotel dan gereja di Sri Lanka pekan lalu dengan jumlah korban tewas lebih 350 orang ternyata berdampak buruk bagi komunitas Muslim di negara tersebut.

Kini Muslim yang jumlahnya 10 persen di Sri Lanka diliputi kecemasan dan ketakutan akan adanya teror. Hal ini setelah aparat keamanan negara tersebut mengklaim bahwa pelaku pengeboman di Hari Paskah adalah kelompok radikal Islam.

Kini Muslim di Sri Lanka jadi khawatir jika harus keluar rumah, khawatir terjadi tindakan kriminal yang membawa-bawa nama agama lain atau golongan lain sebagai bentuk balas dendam.

Diskriminasi bukan hal yang baru di Sri Lanka. Selama ini, komunitas Muslim dan Kristen di negara tersebut kerap mendapat perilaku kurang mengenakkan dari mayoritas yang beragama Budha radikal.

Hingga kini, sejumlah asosiasi Islam di Sri Lanka seperti Jamiyyathul Ulama Seluruh Sri Lanka, Dewan Muslim, Jama’athe Islami, Asosiasi Memon Sri Lanka, dan Anjuman-E Saifi sudah menegaskan bahwa ekstremisme tidak mewakili agama apapun, termasuk Islam.

Dalam sebuah pernyataan bersama, asosiasi Islam tersebut meminta tegas aparat keamanan Sri Lanka segera menangkap para penyerang dan orang-orang yang ada di baliknya.

“Mereka itu adalah kelompok yang menyalahgunakan dan melecehkan Islam agar sesuai agenda radikal mereka sendiri,” tulis pernyataan bersama tersebut.

Rangkaian ledakan bom di Sri Lanka terjadi pada Minggu 21 April 2019 lalu di tiga gereja, yakni Gereja St Sebastian, Gereja St Anthony, dan Gereja Katolik Roma Zion. Ledakan bom juga terjadi di empat hotel mewah, yaitu Hotel Shangri La, Hotel Kingsbury, Hotel Cinnamon Grand, dan Hotel New Tropical Inn serta sebuah rumah di pinggiran Kolombo.

Sampai Rabu 24 April 2019, kepolisian Sri Lanka menyebut jumlah korban tewas telah mencapai 359 orang dan sedikitnya 500 lainnya terluka. Kepolisian Sri Lanka juga telah menangkap 40 tersangka yang sebagian besar warga Sri Lanka terkait rentetan bom tersebut.

Berita Terbaru

Aliansi Gabungan Masyarakat Bali Menolak People’s Water Forum yang Dibiayai Asing

Denpasar, Bali (21/5) - Aliansi Gabungan Masyarakat Bali dengan tegas menolak pelaksanaan People's Water Forum (PWF) yang dimaksudkan untuk...
- Advertisement -

Baca berita yang ini