Usai Cina, Varian Delta Kini Mendominasi Italia

Baca Juga

MATA INDONESIA, ROMA – Varian Delta yang sangat menular kini mendominasi kasus Covid-19 di Italia. Institut Kesehatan Nasional (ISS) merilis data yang menunjukkan bahwa varian yang pertama kali diidentifikasi di India itu menyumbang 94 persen dari kasus Covid-19 di Negeri Pizza saat ini.

Bukan hanya Italia, varian yang pertama kali diidentifikasi pada Desember 2020 itu kini menjadi dominan di seluruh dunia dan telah menyebabkan lonjakan infeksi Covid-19, yang memicu kekhawatiran atas pemulihan ekonomi global.

Dalam survei sebelumnya, berdasarkan data dari 22 Juni, varian Delta hanya mewakili 22,7 persen kasus Covid-19. Sebaliknya, varian Alpha menyumbang 3,2 persen kasus pada 20 Juli terhadap prevalensi sebelumnya 57,8 persen.

“Sangat penting untuk melanjutkan pelacakan kasus secara sistematis dan menyelesaikan siklus vaksinasi secepat mungkin,” kata Presiden ISS, Silvio Brusaferro dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters, Sabtu, 31 Juli 2021.

ISS mengatakan surveinya tidak mencakup semua varian kasus. Ia menambahkan bahwa varian Gamma, yang pertama kali diidentifikasi di Brasil, turun menjadi 1,4 persen dari 11,8 persen kasus dalam survei sebelumnya.

Lembaga tersebut juga menunjukkan adanya peningkatan yang tidak terlalu mengkhawatirkan dalam kasus varian Beta, yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan, yang ditandai dengan penghindaran kekebalan parsial.

Italia telah mencatat 128.029 kematian terkait dengan Covid-19 sejak awal wabah muncul pada Februari tahun lalu. Catatan ini menjadikan Italia sebagai negara kedua dengan angka kematian tertinggi di Eropa setelah Inggris dan tertinggi kedelapan di dunia.

Guna menekan laju penyebaran Covid-19 dan menuju herd immunity, pemerintah Italia menggalakkan program vaksinasi Covid-19. Hingga saat ini, hampir 59 persen orang Italia di atas 12 tahun telah divaksinasi penuh pada Jumat (30/7), sementara sekitar 10 persen lainnya sedang menunggu dosis kedua.

Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa kasus Covid-19 varian Delta ditemukan di antara orang-orang yang tidak divaksinasi. Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Rochelle Walensky mengungkapkan bahwa Kasus Covid-19 AS naik 70 persen dari pekan sebelumnya dan kematian naik 26 persen.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi, Covid-19 varian Delta akan mendominasi dalam beberapa bulan mendatang. Varian ini sudah ditemukan di 124 teritori, lebih banyak 13 wilayah dibanding pekan lalu. Dalam pembaruan epidemiologi mingguan, WHO menerangkan varian itu menyumbang lebih dari tiga perempat spesimen di banyak negara besar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini